ilustrasi i’tikaf di masjid (pexels.com/Fatih Maraşlıoğlu)
Melalui iktikaf, kamu memiliki kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadah. Dalam kesunyian dan kekhusyukan masjid, kamu dapat mengintrospeksi diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah SWT. Dengan menjauhkan diri dari gangguan duniawi, hati dan pikiranmu menjadi lebih bersih, sehingga lebih mudah mencapai ketenangan batin.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَۛ فِيْهِۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ ٢
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۙ ٣
"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka." (QS. Al-Baqarah: 2-3)
Selain itu, iktikaf membantu kamu membentuk kebiasaan ibadah yang lebih baik. Ketika kamu telah terbiasa dengan ibadah yang lebih intens selama iktikaf, setelah Ramadan berakhir, kamu akan lebih mudah menjaga rutinitas ibadah yang konsisten, lho.
Keutamaan melakukan iktikaf di 10 hari terakhir Ramadan menjadi kesempatan emas yang sebaiknya gak dilewatkan oleh setiap Muslim. Dengan niat yang tulus dan kesungguhan dalam beribadah, iktikaf dapat menjadi momen transformasi spiritual yang membawa keberkahan dalam kehidupanmu. Oleh karena itu, manfaatkanlah kesempatan ini sebaik mungkin untuk meraih pahala yang berlipat ganda di bulan suci Ramadan, ya.