Apakah Menghitung Hari Baik-Buruk Termasuk Syirik? Ini Penjelasannya

Tradisi penentuan tanggal baik masih banyak dilakukan, terutama oleh orang Jawa. Umumnya, perhitungan hari baik-buruk dilakukan saat akan menggelar acara-acara penting, seperti resepsi pernikahan dan pindahan rumah.
Meski masih lumrah, tapi tradisi tersebut kerap menuai perdebatan, apalagi jika dikaitkan dengan perspektif Islam. Pasalnya, tradisi itu dianggap menomorduakan Allah Swt hingga disebut syirik.
Lantas, dalam Islam, apakah menghitung hari baik-buruk termasuk syirik? Untuk tahu jawabannya, simak ulasan di bawah ini!
Apakah menghitung hari baik-buruk termasuk syirik?
Sebelumnya, perlu diingat bahwa kita tidak boleh melabeli sesuatu sebagai kesyirikan secara sembarangan. Terutama bila kita gak punya dasar ilmu dan pengetahuan yang cukup mendalam.
Dalam Islam sendiri, penentuan hari baik-buruk ini bisa dianggap perbuatan yang syirik ataupun tidak syirik. Itu tergantung pada bagaimana cara kita memaknainya sebagaimana dijelaskan dalam pendapat Imam Syafi'i berikut ini:
إِن كَانَ المنجم يَقُول ويعتقد أَن لَا يُؤثر إِلَّا الله لَكِن أجْرى الله تَعَالَى الْعَادة بِأَنَّهُ يَقع كَذَا عِنْد كَذَا والمؤثر هُوَ الله فَهَذَا عندى لَا بَأْس بِهِ وَحَيْثُ جَاءَ الذَّم ينبغى أَن يحمل على من يعْتَقد تَأْثِير النُّجُوم وَغَيرهَا من الْمَخْلُوقَات انْتهى
Artinya: "Apabila ahli nujum itu berkata dan meyakini bahwasanya tidak ada yang dapat memberi pengaruh [baik-buruk] selain Allah, hanya saja Allah menjadikan kebiasaan bahwa terjadi hal tertentu di waktu tertentu sedangkan yang dapat memberi pengaruh hanyalah Allah semata, maka ini menurutku tak mengapa. Celaan yang ada terhadap hal ini seyogyanya dibawakan dalam konteks apabila diyakini bahwa bintang-bintang itu atau makhluk lainnya bisa memberikan pengaruh [baik-buruk]." (Tajuddin as-Subki, Thabaqât as-Syâfi’iyah al-Kubrâ, juz II, halaman 102)
Berdasarkan argumen di atas, perhitungan hari baik dan buruk tidak dianggap syirik. Namun, syaratnya adalah kita yakin bahwa segala sesuatu hanya akan terjadi atas kuasa Allah Swt.
Sebaliknya, apabila kita yakin bahwa hasil ramalan akan mendatangkan keberuntungan atau kesialan, maka perbuatan tersebut syirik. Untuk berjaga-jaga, sebaiknya kita mulai menjauhi segala aktivitas yang berpotensi menjurus pada kesyirikan.