ilustrasi orang beribadah (pexels.com/Thirdman)
Allah telah menuliskan ketentuan seluruh ciptaan-Nya dalam al-Lauhul Mahfuzh. Mencakup segala sesuatu yang terjadi di masa lalu, masa kini, masa depan, hingga hari kiamat nanti.
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah berikut.
ما أصاب من مصيبة فى الأرض ولا فى أنفسكم إلا فى كـتب من قبل أن نبرأهاۚۚإن ذلك على الله يسر
Artinya: "Tidak ada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya." (Qs. Al-Hadid: 22)
Penjelasan di atas juga diperkuat dengan sabda Rasulullah saw yang berbunyi:
كتب الله مقادير الخلا ئق قبل أن يخلق السماوات زالأرض بخمسبن ألف سنة
Artinya: "Allah telah menulis seluruh takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi." (Shahih, riwayat Muslim dalam Shahih-nya, kitab al-Qadar (no. 2653), dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, diriwayatkan pula oleh Tirmidzi (no. 2156), Imam Ahmad (II/169), Abu Dawud ath-Thayalisi (no. 557))
Oleh karena itu, takdir baik maupun buruk tiap manusia hanya ada di tangan Allah. Tak ada satu makhluk pun yang tahu akan takdir makhluk lainnya.
Itulah penjelasan tentang apakah menghitung hari baik-buruk termasuk syirik menurut Islam. Penghitungan hari baik-buruk bisa dikatakan tidak syirik jika ke percaya Allah satu-satunya Pemilik Alam Semesta.
Hanya saja, sebaiknya jauhi kepercayaan terhadap hari baik dan hari buruk terutama jika kamu merasa keimananmu akan berkurang. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Penulis: Kartika Puspita Dewi