Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jenama fesyen Apikmen, UMKM binaan Pertamina sukses menembus pasar ekspor hingga Dubai dan Sydney. (dok. Pertamina)

Jakarta, IDN Times – Perjalanan usaha bisa bermula dari tempat yang tak terduga. Seperti yang dialami pasangan suami istri Agus T. Santosa dan Elva Fahrima, pendiri jenama fesyen Apikmen, UMKM binaan Pertamina yang kini sukses menembus pasar ekspor hingga Dubai dan Sydney.

Didirikan pada tahun 2011, Apikmen berawal dari ketertarikan pribadi Agus terhadap wastra Indonesia, khususnya batik. Awalnya, kemeja batik dengan desain unik tersebut hanya digunakan untuk keperluan pribadi. Namun, sambutan positif dari rekan-rekan kerja mendorong pasangan ini untuk merintis usaha fashion sendiri.

1. Berawal dari mengamati dan terus beradaptasi

Jenama fesyen Apikmen, UMKM binaan Pertamina sukses menembus pasar ekspor hingga Dubai dan Sydney. (dok. Pertamina)

Tanpa latar belakang di bidang fashion maupun modal besar, Agus memulai usaha dari pengalaman sederhana saat ia mengamati toko batik di tengah pusat perbelanjaan ponsel di Jakarta Selatan.

“Toko batik di tengah pusat HP itu menarik perhatian. Saya sempat berbincang dengan pemiliknya, dan mereka malah menawarkan untuk titip jual kalau punya batik,” kenang Agus pada keterangannya, (19/5).

Dari sinilah lahir nama Apikmen—dari kata 'apik' yang berarti bagus dalam Bahasa Jawa dan 'men'  yang merujuk pada pria—sebuah merek yang dikenal lewat desain kemeja batik pria dengan ciri khas berani dan unik.

Tahun 2012 menjadi tonggak penting saat Apikmen lolos kurasi Indonesia Fashion Week, yang membuka jalan ke berbagai pameran nasional serta kerja sama strategis dengan sejumlah gerai dan platform e-commerce seperti Zalora.

Pada 2019, Apikmen bergabung sebagai mitra binaan Pertamina.

2. Apikmen terus bertahan dan berekspansi

Editorial Team

Tonton lebih seru di