Aturan yang diterapkan dalam hidup setiap orang pasti berbeda-beda meski kebanyakan memang memiliki tujuan yang hampir sama, yaitu ingin punya hidup yang bahagia. Namun, terkadang kita gak perlu membuat aturan hidup yang kelewat rumit ketika yang sederhana saja tetap bisa berdampak luar biasa membahagiakan.
Cukup patuhi enam aturan hidup berikut ini agar bisa bahagia tanpa terjebak banyak drama. Ingat, bahagia itu ada di tanganmu sendiri dan gak boleh dibebankan pada orang lain, ya.
Keluarga merupakan sumber kehidupan dan kebahagiaan pertama dalam hidup. Saat semua tak didapat, orang cenderung mencari kebahagiaan lain di luar rumah. Jadi, rasanya gak berlebihan jika keluarga utuh dan rukun yang kamu miliki wajib mendapat perhatian utama. Sebab, teman bisa pergi dan berganti, tapi tidak dengan keluarga.
Selain itu, mereka juga berhak menjadi prioritas dalam hidupmu sebab ketulusan dan kasih sayang yang diberikan melebihi orang-orang di sekitarmu. Mulai dari orangtua, saudara kandung, pasangan jika sudah menikah, bahkan anak, mereka adalah orang-orang penting yang paling berhak atas dirimu.
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain gak akan pernah bisa membuatmu sama dengan mereka. Lebih dari itu, apa yang terlihat hanya secuil dari hidup mereka dan di balik semua itu ada perjuangan melelahkan yang pernah dilalui tanpa kamu ketahui secara jelas dan detail.
Ujungnya, kamu hanya akan merasa terbebani jika terus membandingkan diri dengan hasil dari perjuangan atau apa pun yang mereka miliki saat ini. Jadi, berhentilah membandingkan diri dengan siapa pun. Selain buang-buang energi, mentalmu juga akan mudah melemah jika terus dibandingkan.
Semua orang pasti punya masa lalu, baik yang indah dan manis hingga yang pahit dan menyedihkan. Namun, masa lalu bukan untuk terus diingat atau malah dibawa sampai ke masa kini. Sikap semacam ini hanya akan membuatmu terjebak dalam masa lalu sampai jadi kesulitan untuk move on.
Jika itu kegagalan, terima dan bangkit kembali untuk mengukir sukses di masa kini. Jadikan semua hal buruk dan pahit di masa lalu sebagai pembelajaran agar tidak terulang kembali di masa kini. Hiduplah di hari ini agar hari esok bisa tercipta dengan jauh lebih baik lagi. Kuncinya satu, harus segera move on.
Jika kamu sudah memiliki support system yang baik dalam hidup, maka bersyukurlah dan genggam erat mereka. Namun jika belum, ciptakan circle baru yang mampu jadi pendukung nomer satu dalam hidupmu. Merekalah yang akan selalu siap mengulurkan tangan saat kamu terjatuh dan menegurmu saat berbuat salah.
Gak harus banyak, asal keberadaan mereka mampu memberi dampak yang positif dalam hidupmu, rasanya itu sudah lebih dari cukup. Sebab seringkali kuantitas gak selalu sejalan dengan kualitas, termasuk dalam urusan circle pertemanan di pergaulan sosial.
Cukup banyak orang yang gak menyadari bahwa sebenarnya kebahagiaan itu bersumber dari pikirannya sendiri. Saat kamu berpikir bisa meraih sukses dan bahagia, maka fokusmu akan tertuju pada perwujudan kebahagiaan yang kamu impikan selama ini, baik itu tentang pasangan maupun karier.
Namun, jika pikiranmu sudah terlanjur dipenuhi pesimistis, maka hal itu juga yang bakal kamu dapatkan dan miliki. Jangan pernah meremehkan pikiranmu sendiri. Sebab apa yang ada di pikirkanmu akan menjadi realitas dalam hidup yang bakal benar-benar kamu dapatkan.
Gak kalah penting, rasa syukur yang kamu tumbuhkan akan punya andil besar dalam terciptanya kebahagiaan hidup. Konsep hidup yang serba merasa cukup akan mentralkan setiap keinginan berlebihan dalam hati dan pikiran yang seolah terus menuntut diri untuk mendapatkan dunia.
Dengan bersyukur, kamu akan merasa bercukupan dan bisa mencintai semua hal yang sudah dimiliki. Bahkan hal sederhana pun bisa memberi kehangatan hati yang tanpa kamu sadari justru mampu jadi sumber kebahagiaan dalam hidup. Hal remeh juga bisa bikin bahagia saat kamu gak lupa untuk bersyukur, lho.
Memiliki kebahagiaan yang diimpikan ternyata bisa diciptakan dengan menerapkan keenam aturan hidup tadi. Gak sulit sama sekali, bukan? Sebab sejatinya kebahagiaan itu letaknya ada di dalam pikiran dan hatimu sendiri, bukan pada standar sosial. Jadi, sudah siap untuk mulai menjalankannya belum, nih?