"Pertama adalah karena saya memang menekuni bidang informatika ini sudah hampir sekitar 22 tahun lamanya. Kedua, karena di bidang teknologi digital ini, kita dapat memiliki imajinasi yang luas terkait dengan pengembangan keahlian yang kita miliki. Ketiga, dengan perkembangan infrastruktur hardware dan telekomunikasi, bidang teknologi digital memiliki peluang berkembang yang sangat besar. Keempat, saya ingin menunjukkan bentuk kolaborasi yang baik antara akademisi dan industri. Yang terakhir ini adalah melalui prosa.ai," jawab Ayu.
Bidang yang Ayu tekuni sejak dari studi S3 dan juga pada tugas akhir di S1 adalah NLP (Natural Language Processing) yang sering disebut juga Computational Linguistics. Sebagai dosen, dia juga mengajar mata kuliah tersebut, membimbing tugas akhir-tesis-disertasi mahasiswa di bidang tersebut serta melakukan penelitian di bidang NLP ini. Bidang ini yang membawanya bertemu dengan angel investor dan beberapa teman untuk mendirikan prosa.ai.
Terhitung sejak Desember 2017, prosa.ai mulai dikembangkan. Prosa.ai adalah perusahaan yang menyediakan API service untuk pemrosesan text dan speech bahasa Indonesia.
“Menurut saya, industri digital dan teknologi merupakan salah satu yang ramah untuk perempuan. Karena dengan adanya infrastuktur telekomunikasi yang baik seperti saat ini, kita dapat melakukan pekerjaan secara remote dari rumah. Saya ingat saat studi S3, setiap hari saya selalu pulang lebih dulu dibanding teman-teman di lab. Malamnya setelah anak saya tidur, saya bisa melanjutkan pekerjaan dengan connect ke server di lab dan melakukan perkerjaan secara remote. Dengan begitu saya tetap bisa melakukan kedua hal sekaligus, menjaga anak saya dan menyelesaikan studi S3”.