Apa yang terbersit dalam benakmu ketika mendengar istilah “kesehatan seksual dan reproduksi”? Barangkali masih banyak di antara kita yang malu-malu untuk menjelaskannya.
Ya, tidak dimungkiri, isu tentang kesehatan reproduksi ini memang masih sangat tabu untuk dibicarakan. Tidak sedikit yang menempelkan stereotip bahwa kesehatan seksual dan reproduksi (KSR) adalah topik mengenai seks bebas. Padahal sejatinya isu ini punya topik bahasan yang lebih luas.
Mariana Yunita, anak muda lulusan Kedokteran Gigi, Universitas Nusa Cendana (Undana), Nusa Tenggara Timur, punya gagasan lain terkait isu ini. Perempuan yang akrab disapa Tata ini berpendapat bahwa KSR justru memberikan pemahaman tentang tubuh kita sendiri, khususnya di masa puber. Jika memahami isu ini, kita dapat melawan dan menekan kasus kekerasan seksual.
Tata tidak ingin menyimpan pemahaman ini sendirian. Ia pun membentuk komunitas Tenggara Youth Community yang visinya adalah memberikan edukasi tentang KSR ini kepada anak-anak muda di Kupang, NTT. Kini sudah 5 tahun bergerak, Tata bersama Tenggara terus bersemangat memperjuangkan pendidikan KSR dan melawan diskriminasi terhadap perempuan di NTT. Yuk, kita simak kisah inspiratifnya!