Hampir semua orang gemar berbelanja. Terlebih saat ini banyak kemudahan yang bisa di dapatkan pada konsumen dalam berbelanja, seperti online shop, free ongkir, diskon kartu kredit, dan masih banyak lagi. Tidak salah jika memang berbelanja untuk kebutuhan, meskipun tidak jarang pula ‘kebablasan’. Tanpa kita sadari, kita kerap membeli barang-barang yang sebenarnya tidak benar-benar kita perlukan, yang pada akhirnya hanya menumpuk tidak terpakai.
Berbelanja memang mampu memberikan kepuasaan dan kebahagiaan, hanya saja itu hanya bersifat sementara. Jika tidak segera disadari, hal itu justru akan membuatmu terjebak dalam lingkaran konsumerisme.
Ada sebuah penelitian menarik dari Chaplin dan John tentang perilaku konsumtif masyarakat. Dilansir dari laman theminimalist, ternyata semakin seseorang terobesesi pada hal-hal yang bersifat materi, menunjukkan bahwa ia memiliki “self-esteem” yang rendah. Tak ayal, beberapa tahun ini banyak yang meninggalkan gaya hidup konsumtif dan beralih pada gaya hidup “minimalis”.
Sebenarnya apa itu gaya hidup minimalis? Kenapa perminatnya semakin bertambah?