Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Mike Greer)
ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Mike Greer)

Kehidupan tentang penuh dengan kejutan. Setiap orang memiliki nasib masing-masing yang harus dijalani. Namun, pernahkah kamu berpikir ketika harus berhadapan dengan nasib buruk? Memiliki sikap pasrah mungkin membantu pikiran dan emosi sehingga lebih mudah berdamai dengan keadaan.

Meskipun begitu, Jangan sampai kita tunduk pada nasib buruk yang sudah terjadi. Dalam kepasrahan juga ada beberapa batasan yang harus diperhatikan. Dengan memahami batasan ini, kamu dapat menjaga kualitas hidup agar tidak semakin mengalami penurunan.

1. Pasrah bukan berarti menyerah

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Karolina Grabowska

Nasib buruk siapa yang menginginkan? Jika boleh memilih, kita menginginkan hal-hal baik saja yang hadir dan memenuhi hidup. Tapi kita juga harus sadar jika kehidupan tidak sepenuhnya berjalan sesuai yang direncanakan.

Ketika pasrah pada takdir, Kita juga harus memperhatikan beberapa batasan. Tanamkan prinsip pasrah bukan berarti menyerah. Ketika kita mau berusaha, peluang untuk memperoleh nasib yang lebih baik masih terbuka.

2. Ingat bahwa hidup adalah kombinasi usaha dan takdir

ilustrasi siap berusaha (pexels.com/Roberto Hund)

Pasrah pada takdir dan nasib buruk memang menjadi prinsip utama yang dianut banyak orang. Mereka merasa tidak punya hak untuk melawan situasi yang terjadi. Kondisi ini yang menyebabkan kualitas hidup mengalami penurunan dari waktu ke waktu.

Di samping sikap pasrah dan takdir, memperhatikan batasan juga tidak kalah penting. Ingat bahwa hidup adalah kombinasi usaha dan takdir. Kita harus mampu memadukan keduanya agar memperoleh kehidupan yang seimbang dan terarah.

3. Tegaskan diri untuk tidak tumbuh menjadi orang pesimis

ilustrasi sosok pesimis (pixabay.com/Rajnlove)

Setiap orang memiliki takdir dan nasib masing-masing dalam menjalani kehidupan. Tapi pernahkah kamu berpikiran untuk menjadi orang yang menerima takdir dan nasib buruk tanpa mau berusaha? Bahkan menganggap ini merupakan ketetapan yang harus dijalani.

Sudah saatnya kita memahami batasan tunduk pada takdir dan nasib buruk. Tegaskan diri untuk tidak tumbuh menjadi orang pesimis. Terlalu pasrah bisa membuat kita merasa tidak berdaya atau kehilangan kendali atas hidup. Sebaliknya, motivasi diri agar semangat keluar dari situasi buruk tersebut.

4. Jangan berusaha menolak emosi negatif yang muncul

ilustrasi bersedih (pexels.com/Engin Akyurt)

Takdir dan nasib buruk memang seperti kejutan tidak terduga. Tiba-tiba kita diharapkan dengan situasi di luar prediksi. Tapi haruskah kita sepenuhnya tunduk pada takdir nasib buruk yang terjadi? Atau mungkin kita memiliki hak untuk melawan dan mengingkari fakta tersebut?

Di sinilah batasan menyikapi takdir dan nasib buruk dengan sikap pasrah. Jangan pernah berusaha menolak emosi negatif yang muncul. Pasrah bukan berarti menekan atau mengabaikan emosi seperti marah, sedih, atau kecewa. Karena saat emosi diabaikan, kestabilan mental akan terganggu.

5. Jangan jadikan pasrah sebagai alasan tidak berusaha

ilustrasi pasrah (pexels.com/Mikhail Nilov)

Barangkali kamu pernah melihat orang yang pasrah menghadapi takdir sekaligus nasib buruk. Mereka tidak memiliki semangat berusaha dan meraih pencapaian terbaik. Termasuk perasaan enggan saat hendak mencari jalan keluar atas permasalahan yang dihadapi.

Kita harus mampu mengenali batasan pasrah ketika berhadapan dengan nasib buruk. Jangan jadikan pasrah sebagai alasan untuk tidak berusaha sama sekali. Fokus saja pada hal-hal kecil yang masih bisa kendalikan. Seperti pola pikir, reaksi, atau langkah-langkah kecil menuju perubahan.

Bersikap pasrah ketika menghadapi nasib buruk bisa menjadi bentuk penerimaan yang positif. Tetapi ada beberapa batasan yang perlu diperhatikan. Sikap pasrah harus tetap diimbangi dengan kesadaran dan usaha yang dilakukan secara konsisten. Menerapkan batasan yang tepat, kita tidak menjadikan pasrah sebagai alasan untuk menyerah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian