ilustrasi anak muda (pexels.com/Keira Burton)
Mengajarkan toleransi kepada anak-anak sangatlah penting, mengingat merekalah yang akan jadi generasi penerus bangsa. Mereka akan mencontoh apa yang mereka lihat dari orang dewasa.
Apa jadinya jika yang selama ini terlihat adalah perdebatan dengan kata-kata kasar yang berujung pada rusaknya hubungan? Tentu mereka akan trauma dan bukan gak mungkin muak dengan dunia politik. Akhirnya, akan ada banyak generasi muda yang malas terlibat urusan politik, atau parahnya justru mengikuti perilaku intoleran yang telah ‘diajarkan’ oleh generasi sebelumnya.
Lalu, bagaimana cara supaya kita bisa lebih dewasa dalam berdemokrasi dan saling menghargai terhadap pilihan politik masing-masing? Beberapa tips berikut ini bisa kamu terapkan:
- Cobalah melihat politik dari sudut pandang yang lebih luas. Setiap pilihan politik biasanya didasarkan pada pengalaman, nilai, dan aspirasi pribadi. Memahami motivasi di balik pilihan politik seseorang dapat membantu kamu lebih empati dan mengurangi prasangka negatif.
- Berdiskusi politik gak harus berujung pada konflik, lho! Kamu bisa mengembangkan diskusi yang sehat dengan mendengarkan secara aktif, menghindari menyela, dan tetap fokus pada topik. Diskusi yang sehat juga berarti bersedia menerima perbedaan dan tidak memaksakan pandangan.
- Selalu jaga etika dalam berkomunikasi, termasuk ketika berdiskusi permasalahan terkait politik. Hindari kata-kata kasar, sindiran, atau penghinaan.
- Lebih bijak dalam menerima informasi dan pastikan sumbernya terpercaya sebelum membagikannya agar bisa terhindar dari info hoaks ataupun yang bersifat provokatif.
Dari uraian tadi bisa disimpulkan bahwa sebenarnya beda pilihan politik gak perlu sampai merusak silaturahmi. Rasa-rasanya harga kemenangan kelompok tertentu terlalu mahal jika harus dibayar dengan rusaknya persatuan bangsa. Semoga kita semua bisa lebih bijak lagi dalam berpolitik, ya!