Belinda Agustya Putri, Psikologi Klinis Anak danfounder Rainbow Castle. (instagram.com/belindagustya)
Rainbow Castle menghadirkan pendekatan bermain dengan keyakinan langkah ini menjadi cara yang efektif untuk memahami pikiran, emosi, dan perilaku anak. Pasalnya, anak mungkin belum sepenuhnya mampu untuk mengutarakan perasaan dan pikiran secara verbal, sebagaimana yang dilakukan oleh orang dewasa.
Hal inilah yang menjadi pendorong Belinda untuk memilih pendekatan bermain. Dilanjutkan dia, "Kita melihat bahwa ketika kita masuk lewat dunia mereka karena memang anak-anak usia dini ini kan dunianya bermain, cara dia berkomunikasi, cara dia mengungkapkan, mungkin rasa gak nyamannya itu pasti lewat main gitu. Dan memang itu yang terjadi ketika kita di ruang praktek. Kita gak banyak bicara, kita mengajak mereka main, itu banyak sebenarnya hal-hal yang tergali."
Belinda menerangkan, melalui permainan yang dilakukan anak-anak, psikolog dapat mengungkap perasaan si kecil dan pemikirannya tentang banyak hal. Misalnya, hubungan dengan orangtua, pandangan terhadap saudara kandung, keluhan anak, alasan tantrum, hingga kesulitan si anak.
Dengan bermain, beberapa kasus cukup tergambar, entah dari tema bermainnya, ketika kita lagi role play, main pretend play, maka akan muncul isi hatinya. Pendekatan inilah yang menjadikan pintu bagi Belinda untuk memahami perkembangan dan pertumbuhan anak.
"Kita melihat pendekatan bermain ini sangat membantu sebenarnya dalam mengenali akar masalah yang muncul dari keluhan orangtua terkait perlakuan anaknya. Yang kedua, pendekatan bermain ini gak cuma kita jadikan salah satu tools untuk menggali permasalahan anak, tapi juga ada banyak intervensi yang memang base-nya adalah bermain," Belinda jelaskan alasan memilih pemeriksaan berbasis bermain.
Belinda sendiri telah mengantongi lisensi certified terapi, yakni Parent-Child Interaction Therapy atau Terapi Interaksi Orangtua-Anak. Terapi ini melatih orangtua mengembangkan keterampilan pengasuhan melalui sesi bermain terarah bersama terapis. PCIT dapat membantu mengurangi masalah perilaku anak seperti perilaku pada anak-anak dengan ADHD.
"PCIT ini memang efektif untuk membantu anak-anak dengan keluhan, terutama yang keluhannya externalizing problem. Externalizing problem itu kayak anak-anak yang punya keluhan misalnya kalau marah mukul, menendang, kayak gitu. Dan juga bisa membantu mengurangi symptom di anak-anak dengan gangguan ADHD," tambahnya.
Tak cukup dengan PCIT, Belinda juga mendalami Theraplay, yakni bentuk psikoterapi yang memanfaatkan mainan untuk membantu membangun bonding dan hubungan anak-orangtua. Ia menerangkan, Theraplay biasanya digunakan pada kasus masalah relasi dengan orangtua. Jadi, intinya Theraplay itu menguatkan bonding.
Prosesnya, orangtua akan datang lalu menyampaikan keluhan yang dialami sang anak. Pada konsultasi awal, profesional akan melakukan sesi interview dengan orangtua untuk diobservasi. Terkadang, juga diperlukan assesment tambahan, tergantung masalah yang dialami anak.
Setelah melakukan sesi konsultasi, akan diidentifikasi masalahnya untuk kemudian melakukan intervensi yang cocok. Selain intervensi yang dilakukan profesional, setelah melakukan sesi konsultasi, juga bisa diberikan saran yang tepat terkait tumbuh kembang anak.
"Misalnya, keluhannya anaknya suka menarik diri, anaknya malu, anaknya suka marah-marah sama orangtuanya, suka tantrum. Ternyata pas kita gali, isunya tuh di relasi gitu. Misalnya, di bonding. Theraplay itu akan membantu bonding agar masalah perilakunya berkurang atau membuat orangtua lebih memahami cara menangani anaknya," terang Belinda.