Minimnya pengetahuan mengenai autisme membuat banyak orang kerap menganggap bahwa orang dengan gangguan autisme sebagai orang gila. Karenanya, perlakuan buruk hingga perundungan kerap menyasar para penyandang autis, baik dari orang lain atau orangtuanya sendiri yang denial.
Tak hanya itu, kata autis sendiri sering kali digunakan untuk mengejek atau menghina orang lain yang bukan penyandang autis. Seolah-olah, autis merupakan sesuatu yang mengerikan dan menjijikkan. Padahal, autisme sendiri adalah gangguan perkembangan neurologis yang dialami seseorang.
Fenomena memprihatinkan itulah yang memunculkan rasa khawatir di kalangan masyarakat peduli autisme, tak terkecuali Alvinia Christiany, sang co-founder Teman Autis. Berangkat dari rasa khawatir, Alvinia dan rekan Teman Autis melahirkan sebuah wadah edukasi dan informasi seputar autisme.