Pixabay.com/Ruwadium-1674203
Dengan memiliki rencana-rencana, kamu jadi tahu apa saja yang akan kamu kerjakan, bagaimana kamu akan mengerjakannya, dan menyiapkan sejumlah langkah antisipasi bila ada hal-hal yang tak berjalan sesuai rencana. Jadi, menjadi terencana itu penting.
Akan tetapi, jangan sampai menjadi terencana membuatmu kaku dan kehilangan spontanitas dalam hidup. Sebab betapa pun rapinya rencanamu, selalu ada kejutan dalam hidup. Kejutan ini tak selalu bisa kamu atasi dengan langkah-langkah antisipasi yang sudah kamu rencanakan.
Kalau kamu terlalu terpaku pada rencana, secara mental kamu bisa seketika merasa kacau saat kejutan yang luar biasa datang. Terlalu kacau untukmu menyadari bahwa sebenarnya kamu bisa mengatasinya hanya dengan menggunakan spontanitasmu.
Contoh kamu sudah terlalu terpaku pada rencana adalah rencana utamamu A. Jika rencana A gagal, kamu sudah siap bergeser ke rencana B. Rencana B gagal, kamu siap beralih ke rencana C dan seterusnya. Bagus, rencana membuatmu terarah. Namun jangan sampai sederet rencana itu membuatmu mengabaikan kata hatimu.
Misal, rencana A gagal. Secara logika, kamu tahu kamu harus segera beralih ke rencana B. Namun sebenarnya perasaanmu mengatakan kamu akan tetap berhasil dengan rencana A meski mungkin butuh waktu lebih dan upaya yang agak berbeda dari yang direncanakan. Semestinya, kamu menjawab situasi ini dengan spontanitasmu walau itu berarti kamu tidak jadi melangkah ke rencana B melainkan mengambil langkah lain mengikuti kata hatimu. Sedikit menyimpang dari rencana A, tetapi juga tidak mengambil rencana B.
Bukan tidak mungkin, spontanitasmu menjadi kunci keberhasilanmu. Sebaliknya, jika begitu rencana A gagal kamu langsung pindah ke rencana B dan seterusnya sementara hidup selalu memberikan kejutan yang sepertinya menggagalkan setiap rencanamu, besar kemungkinan kamu hanya akan berlompatan dari satu rencana ke rencana lainnya tanpa pernah mencapai sesuatu yang benar-benar berarti dalam perjalanan hidupmu.