Pasukan Taliban yang menginvasi daerahnya menjadi salah satu pendorong Malala Yousafzai menjadi aktivis pendidikan anak perempuan. Pada tahun 2008, pasukan Taliban menyerang daerahnya yang mengakibatkan kaum wanita tidak bisa mengakses pendidikan. Tidak hanya pendidikan, wanita juga tidak bisa menikmati hiburan di daerahnya sendiri.
Melihat hal tersebut, Malala Yousafzai pun menyerukan keadilan bagi anak-anak perempuan. Ia ingin anak-anak perempuan tetap menikmati pendidikan di negaranya. Dengan lantangnya, ia berpidato terbuka tentang tindakan Taliban yang membatasi pendidikan. Sejak saat itu, nama Malala Yousafzai dikenal di negara Pakistan.
Selain itu, demi menyerukan keadilan, ia menggunakan nama samaran Gul Makai menceritakan tindakan Taliban yang membatasi keterlibatan kaum wanita khususnya pendidikan. Karena tindakan heroiknya tersebut, ia menjadi sasaran tembak Taliban. Kepala dan bahunya tertembus timah panas yang mengakibatkannya kritis.
Awalnya ia dibawa di rumah sakit militer Peshawar, Pakistan sebelum dibawa ke rumah sakit Birmingham, Inggris. Sejak saat itu, Malala pun aktif di Inggris tanpa meninggalkan tujuan utamanya untuk memperjuangkan pendidikan anak-anak perempuan yang ada di negaranya. Buah perjuangannya tersebut membawanya sebagai peraih Nobel Perdamaian pada tahun 2014 di usianya yang 17 tahun dan menjadikannya peraih Nobel termuda hingga saat ini.
Dalam mendapatkan penghargaan tersebut terdapat perjuangan yang sangat luar biasa. Tokoh-tokoh muda ini berhasil membuktikan bahwa usia muda bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat. Apakah kamu telah memberi kontribusi?