Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menunjuk layar laptop (pexels.com/Yan Krukov)

Memiliki jiwa kompetitif sebenarnya adalah hal yang wajar, bahkan bisa memberikan dampak positif. Dengan adanya jiwa kompetitif, kamu terpacu berproses menjadi orang yang lebih baik. Kualitas diri pun turut mengalami peningkatan.

Namun, jiwa kompetitif yang tertanam dalam diri juga harus dikelola dengan tepat. Jangan sampai usahamu menjadi yang terbaik justru menghancurkan attitude. Lantas, apa sajakah bukti yang menunjukkan bahwa jiwa kompetitifmu sudah toksik? Mari simak ulasan di bawah ini dan jadikan sebagai peringatan.

1. Menolak adanya pesaing

ilustrasi memasang ekspresi datar (pexels.com/Cottonbro)

Hidup memang penuh dengan persaingan, terutama untuk mendapatkan posisi terbaik. Tapi yang namanya persaingan juga harus dikontrol. Jiwa kompetitif yang toksik justru merusak keterangan hidup yang dijalani. 

Pastinya menjadi peringatan yang wajib diwaspadai. Ketika jiwa kompetitif seseorang sudah terkontaminasi sifat toksik, ia menolak keras pesaing. Bagimu keberadaan pesaing adalah batu hambatan yang harus segera disingkirkan. Sifat superioritas menjadi keharusan.

2. Berani berbuat curang

Editorial Team

Tonton lebih seru di