5 Cara agar Tidak Melampiaskan Kemarahan pada Orang Lain

Sebagian orang mengalami kesulitan mengendalikan diri saat sedang marah. Tak jarang, kita melampiaskan emosi pada orang lain yang tidak bersalah, seperti teman, anak, orangtua, hingga pasangan.
Setelah kemarahan mereda, biasanya penyesalan dan rasa malu kemudian muncul. Meskipun begitu, tak jarang ini menjadi siklus yang terjadi secara berulang.
Kemarahan yang salah arah dapat berdampak buruk pada hubunganmu dengan orang-orang terdekat. Karenanya, penting untuk belajar berhenti melampiaskan amarah pada orang tak bersalah.
Jika kamu melampiaskan kemarahan pada orang lain, cobalah strategi berikut untuk menghentikan perilaku negatif ini. Sebaliknya, belajarlah untuk mengekspresikannya dengan cara yang lebih sehat.
1. Identifikasi pemicu dan atasi emosi yang mendasarinya
Coba sadari situasi khas saat emosi negatif sering muncul. Misalnya, apakah kamu paling rentan merasakannya di penghujung hari sepulang kerja atau saat merasa lapar dan lelah.
Mengenali pemicu dapat membantumu menghindari atau mengubah situasi. Misalnya, tunda mendiskusikan topik sulit di rumah saat baru pulang bekerja. Kamu juga bisa minta orang rumah memberimu ruang sendiri saat sedang lelah karena gangguan mereka cenderung membuatmu marah.
Menurut publikasi dalam Sabinet African Journals, kemarahan sering kali merupakan emosi sekunder yang menutupi emosi utama lainnya. Cobalah untuk mengidentifikasi apakah kecemasan, penyesalan, rasa sakit, atau kekecewaan tersembunyi di balik kemarahan itu. Fokuslah untuk mengatasi emosi utama terlebih dahulu.