5 Cara Bikin Anggaran Bulanan yang Realistis, Hemat Tapi Gak Tersiksa

Ngaku, deh, siapa yang sebelum akhir bulan udah panik karena gaji tinggal sisa sedikit?Kalau kamu merasa uang gaji cepat sekali menguap entah ke mana, bisa jadi kamu belum punya anggaran bulanan yang realistis. Eits, bikin anggaran itu bukan cuma untuk yang kerja kantoran atau sudah punya penghasilan tetap, lho. Mahasiswa, freelancer, ibu rumah tangga, semua butuh budgeting supaya keuangan tetap waras.
Menyusun anggaran bulanan harus realistis supaya mudah dijalani. Kalau terlalu irit, bisa-bisa kamu stres. Namun, kalau terlalu santai dan fleksibel, bisa-bisa kamu gak punya dana darurat. Nah, biar gak bingung harus mulai dari mana, yuk simak cara bikin anggaran bulanan yang realistis, santai, tapi ngena banget buat kondisi kamu!
1. Kenali dulu pola pengeluaranmu
Sebelum bikin anggaran, kamu harus tahu dulu ke mana aja sih biasanya uangmu pergi. Coba ambil waktu seminggu atau sebulan untuk mencatat semua pengeluaran, bahkan yang receh seperti beli es kopi susu atau langganan streaming.
Dari situ, kamu bisa lihat pola pengeluaranmu: apakah kamu lebih banyak belanja untuk makan di luar, hobi, atau cicilan? Dengan data ini, kamu bisa tahu mana yang harus dikurangi dan mana yang wajib diprioritaskan. Jadi, jangan asal hemat dulu kalau belum tahu masalahnya di mana.
2. Urutkan mana pengeluaran yang wajib, butuh, dan mau
Kunci anggaran yang realistis itu bukan sekadar mengurangi jajan atau gak nongkrong sama sekali. Namun, kamu harus tahu mana pengeluaran yang wajib, butuh, dan keinginan.
- Wajib: Tagihan listrik, air, uang kos, cicilan, dan makan.
- Butuh: Transportasi, kuota internet, tabungan.
- Mau: Nonton bioskop, beli pakaian, skincare mahal, atau upgrade HP.
Dengan klasifikasi ini, kamu bisa tahu mana yang harus dipenuhi dulu, mana yang bisa ditunda, dan mana yang bisa dikurangi kalau kondisi keuangan lagi mepet.
3. Gunakan metode 50/30/20 secara fleksibel
Metode ini bisa jadi kerangka awal yang simpel dan mudah dipraktikkan. Namun, kamu bisa modifikasi sesuai keadaan. Intinya:
- 50 persen dari penghasilan untuk kebutuhan pokok seperti makan, transportasi, listrik, sewa rumah, dan sebagainya.
- 30 persen untuk gaya hidup dan keinginan, seperti hiburan, langganan aplikasi, jajan.
- 20 persen untuk tabungan, dana darurat, dan investasi.
Tapi ingat ya, ini bukan rumus saklek. Kamu bisa sesuaikan sesuai kondisimu. Misalnya, kamu masih tinggal di rumah orangtua, biaya hidup bisa lebih rendah dan porsi nabung bisa lebih besar. Atau, kalau kamu punya cicilan besar, kamu bisa kurangi bagian gaya hidup dulu.
4. Siapkan dana darurat
Hal gak terduga bisa terjadi kapan saja. Entah HP rusak, motor mogok, atau harus beli obat karena tiba-tiba sakit. Nah, kalau kamu gak punya dana darurat, bisa-bisa kamu pusing cari pinjaman sana-sini dan akhirnya malah makin stres. Jadi, pastikan kamu menyisihkan uang setiap bulannya untuk dana darurat.
Idealnya, dana darurat itu minimal 3–6 kali pengeluaran bulanan. Untuk jumlah yang harus kamu sisihkan tiap bulan tergantung dari penghasilan dan pengeluaran. Namun, setidaknya coba sisihkan 5 persen dari penghasilanmu tiap bulan khusus untuk dana darurat. Simpan di rekening terpisah biar gak terpakai untuk hal lain.
5. Jangan lupa nikmati hidup
Percuma kamu nabung dan mikirin masa depan kalau kamu gak bisa menikmati momen saat ini. Ingat, bikin anggaran bukan berarti kamu harus jadi pelit dan anti senang-senang. Justru dengan anggaran yang sehat, kamu bisa tetap jajan boba, traveling, atau beli barang impian tanpa rasa bersalah karena semuanya sudah direncanakan.
Anggaran bukan untuk bikin kamu menderita, melainkan supaya kamu bisa mengatur keuangan sesuai tujuan hidupmu. Mau traveling ke luar negeri, beli rumah, atau sekadar bisa tidur nyenyak tanpa mikirin utang, semuanya bisa lebih mudah tercapai kalau kamu tahu cara ngatur keuangan. Jadi, jangan lupa nikmati hidup, ya!
Bikin anggaran bulanan yang realistis itu soal mengenali diri sendiri dan jujur dengan kebutuhanmu. Anggaran yang sehat itu tidak mengekang, tapi juga gak bikin kamu hilang kendali. Jangan bandingkan dengan orang lain, karena kondisi finansial tiap orang beda. Mulai dulu dari yang kecil, evaluasi rutin, dan beri ruang untuk fleksibilitas. Dengan begitu, dompet gak lagi nangis di akhir bulan dan kamu pun bisa lebih tenang menjalani hari.