Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi chatting
ilustrasi chatting (pexels.com/Charlotte May)

Intinya sih...

  • Pilih kata dengan hati-hati, gunakan bahasa yang jelas dan tambahkan konteks agar tidak disalahartikan.

  • Gunakan emoji secukupnya sesuai situasi untuk menambahkan "nada" ke pesan tanpa terkesan tidak profesional.

  • Jangan langsung menyimpulkan, beri ruang dan waktu sebelum menilai pesan agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Siapa yang gak pengen bisa bekerja dari jarak jauh alias remote work? Kamu bisa kerja dari mana saja, bebas atur waktu, dan gak perlu macet-macetan di jalan. Namun, di balik semua keuntungannya, ada satu tantangan besar yang sering banget muncul: komunikasi online yang rawan salah paham. Karena semua interaksi dilakukan lewat chat, email, atau video call, kadang maksud kita gak tersampaikan dengan jelas.

Tanpa ekspresi wajah, intonasi, atau bahasa tubuh, pesan bisa gampang banget disalahartikan. Candaan bisa dikira sindiran, pesan singkat dianggap dingin, atau respon lambat dikira cuek. Padahal, mungkin orangnya cuma lagi fokus kerja atau koneksi internetnya lemot. Nah, buat kamu para remote worker, penting banget untuk tahu gimana caranya menghindari salah paham biar kerja tim tetap lancar dan hubungan profesional tetap sehat.

1. Pilih kata dengan hati-hati  

ilustrasi berkirim pesan singkat (unsplash.com/Mikel Parera)

Dalam komunikasi online, kata adalah satu-satunya senjata. Karena gak ada nada suara atau ekspresi wajah, setiap kata bisa memiliki makna berbeda tergantung pembacanya. Misalnya, kata “Oke” bisa terdengar netral bagi sebagian orang, tapi bagi yang lain bisa terasa dingin atau marah. Jadi, pastikan kamu berpikir dua kali sebelum kirim pesan, apalagi kalau konteksnya sensitif.  

Gunakan bahasa yang jelas dan hindari kata-kata yang bisa ditafsirkan ganda. Kalau perlu, tambahkan sedikit konteks agar penerima mengerti maksudmu. Contohnya, daripada nulis “Terserah,” kamu bisa tulis “Aku fleksibel aja, kamu pilih yang terbaik menurutmu.” Lebih ramah dan gak bikin salah tafsir, kan?

2. Gunakan emoji secukupnya  

ilustrasi emoji (unsplash.com/Denis Cherkashin)

Emoji bisa jadi penyelamat untuk menambahkan “nada” ke pesanmu. Emoji bisa bantu menegaskan bahwa kamu lagi bercanda atau ngomong dengan nada santai. Namun, hati-hati juga, jangan sampai kebanyakan emoji malah bikin pesanmu terkesan gak profesional.

Gunakan emoji sesuai situasi dan lawan bicara. Kalau lagi ngobrol santai, bebas mau pakai apa saja. Namun, kalau lagi diskusi serius tentang kerjaan, cukup tambahkan satu atau dua emoji yang relevan biar pesannya tetap sopan tapi hangat.

3. Jangan langsung menyimpulkan

ilustrasi berkirim pesan lewat media sosial (unsplash.com/Christian Wiediger)

Salah satu penyebab utama salah paham di dunia online adalah terlalu cepat menarik kesimpulan. Misalnya, seseorang gak membalas chat padahal sudah dibaca, dan kamu langsung mikir dia marah atau sengaja cuekin kamu. Padahal, bisa saja dia lagi sibuk atau belum sempat ngetik balasan. 

Coba beri ruang dan waktu sebelum menilai. Kalau kamu merasa pesannya agak aneh, jangan langsung baper, lebih baik tanya dengan nada terbuka, misalnya, “Maksudmu gimana ya tadi?” Dengan begitu, kamu memberi kesempatan lawan bicara menjelaskan tanpa drama.

4. Gunakan platform yang tepat  

ilustrasi aplikasi pesan singkat (unsplash.com/Adem AY)

Setiap platform punya suasana yang berbeda. Slack, Discord, atau Microsoft Teams mungkin cocok untuk diskusi santai, sementara email lebih formal dan rapi untuk dokumentasi atau laporan. Kadang, salah paham muncul karena pesan yang seharusnya dikirim di satu platform malah dikirim di tempat lain.

Pemilihan platform yang tepat bisa bantu menjaga profesionalitas dan menghindari drama gak perlu. Misalnya, bercanda di channel umum bisa dianggap gak profesional. Jadi, pastikan kamu tahu etika komunikasi di tiap platform, kapan harus DM pribadi, kapan cukup reply di thread, dan kapan harus kirim email resmi.

5. Biasakan klarifikasi, bukan asumsi

ilustrasi rapat virtual (freepik.com/freepik)

Banyak orang merasa malu untuk bertanya ulang atau minta penjelasan, padahal klarifikasi justru tanda kalau kamu peduli dengan komunikasi yang jelas. Kalau kamu gak yakin dengan maksud seseorang, tanya saja langsung dengan sopan. Misalnya, “Biar gak salah paham, maksudmu tadi kayak gimana ya?”

Klarifikasi itu bukan tanda gak paham, tapi justru menunjukkan kamu peduli sama kejelasan dan hasil kerja tim. Dengan begitu, kamu bukan hanya menghindari salah tafsir, tapi juga menunjukkan kalau kamu menghargai lawan bicara. Lebih baik tanya dua kali daripada salah paham dan akhirnya bikin kesalahan besar.

Komunikasi online dalam kerja remote memang punya tantangan, tapi semuanya bisa diatasi dengan kesadaran, empati, dan kejelasan. Ingat, komunikasi yang baik adalah fondasi utama kerja jarak jauh yang sukses. Jadi, yuk belajar lebih cerdas berkomunikasi online biar kerjaan lancar, hubungan dengan tim juga makin erat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian