Kritik yang bijaksana difokuskan pada apa yang telah dilakukan dan dapat dilakukan oleh seseorang, bukannya menyudutkan ciri karakternya untuk pekerjaan yang tidak dilakukan dengan baik.
Sebagaimana telah diamati J.R. Larson, seorang ahli psikologi University of Illinois di Urbana, mengatakan "Serangan terhadap karakter, menyebut seorang tolol atau tidak kompeten tidak akan kena sasaran. Kamu akan membuat hal itu bersikap defensif, sehingga dia tidak lagi mau menerima apa-apa yang mestinya kamu sampaikan kepadanya mengenai cara melakukan tugas yang lebih baik."
Seorang psikoanalisis di Amerika, Harry Levinson, memberi nasihat berikut tentang seni menyampaikan kritik, yang secara rumit dapat terjalin dengan seni memuji.