Menjelang akhir tahun, banyak kepala dipenuhi suara bising yang menuntut pencapaian tanpa henti. Narasi tentang success sering hadir dalam bentuk perbandingan, target, dan standar yang terasa semakin sempit. Alih-alih memberi semangat, tekanan ini justru membuat refleksi akhir tahun kehilangan makna dan berubah menjadi daftar kegagalan yang terasa personal.
Padahal, menutup tahun gak selalu harus identik dengan pencapaian besar atau cerita gemilang yang layak dipamerkan. Ada fase hidup yang memang berfungsi sebagai ruang bertahan, belajar pelan-pelan, dan memahami diri sendiri dengan lebih jujur. Supaya penutup tahun terasa lebih jernih dan manusiawi, mari memberi ruang untuk refleksi yang lebih tenang dan membebaskan, ayo mulai dari sekarang dengan sudut pandang yang lebih ramah!
