"Dia orangnya temperamen, otoriter, gak percayaan, dan seenaknya. Dia melarangku simpan nomor cowok, telepon cowok, balas chat cowok, dan sebagainya. Bodo emang sih udah mau nurut sama dia," kata AE.
Dikatakannya, sikapnya yang penurut itu, tak lain karena kebiasaan keluarganya yang harus menurut dan tidak boleh berbicara dengan nada yang melebihi lawan bicara.
"Waktu saya berbuat kesalahan, dia menghukum saya banyak banget. Dikatain kasar, diomelin," AE terkenang. Selain itu, ia kerap dicurigai dan mendapat omelan panjang jika telepon dari pacarnya, tidak diangkat.
Batinnya semakin tersiksa tatkala pasangannya pergi bersama perempuan lain. AE pun tegas meminta putus, meskipun sempat diteror. "Umur-umur segini, emang gak usah dulu pacaran. Pacarannya bocah kecil bikin capek sendiri," pungkasnya.
Itulah curhatan korban kekerasan pada hubungan asmara. Belajar dari pengalaman mereka, kekerasan bisa hadir dari siapa saja dan mengakibatkan efek psikologis bagi korbannya. Jika kamu mengalaminya, jangan ragu untuk bersikap tegas dan meninggalkan kekasihmu.
Hubungi hotline berikut jika kamu atau orang terdekat mengalami tindak kekerasan:
Komnas Perempuan
Alamat: Jl. Latuharhary No.4B, RT.1/RW.4, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat
Telepon: (021) 3903963
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Apik
Jl. Tengah No.31, RT.1/RW.9, Kp. Tengah, Kec. Kramat jati, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13540
asosiasilbhapik@gmail.com
Telp. (021) 87797289
Yayasan Pulih
Alamat: Jl. Tlk. Peleng No.63A, RT.5/RW.8, Ps. Minggu, Jakarta Selatan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12520
Telepon: (021) 78842580
Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb