ilustrasi anak kecil (unsplash.com/@supernov)
Radha Nurmaya Sabdasih, ibu rumah tangga dengan satu balita ini misalnya. Ia menyadari bahwa mengajarkan toleransi, terutama soal beragama, sangat penting dilakukan terhadap anak. Saat ditemui pada Kamis (31/7/2025) di Toska Kahve, Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, ia menggambarkan bahwa toleransi baginya adalah sebuah upaya menghargai perbedaan apa pun yang timbul dalam masyarakat dan telah mengupayakan bahwa sang anak belajar sejak dini.
"Sejak satu tahun aku mengenalkan soal itu (perbedaan) kepada Mesta. Mulai aku ikutkan baby class, di situ dia pertama kali bertemu banyak orang. Belajar toleransi juga makin terasa saat di tempat simbahnya, kebetulan simbahnya beragama Budha." Ujar Radha.
Meski belum banyak pertanyaan, tapi ibu muda ini mulai menjelaskan bahwa antara simbah dan ia sebagai orangtua memiliki cara ibadah yang berbeda, tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami balita.
Psikolog Klinis di RSUD Wates, Izzah Annisatur Rahma, M.Psi., menyetujui apa yang dilakukan oleh Radha sebagai seorang ibu. Menurut Izzah, menjelaskan tentang perbedaan, bisa dilakukan sejak anak usia pra-sekolah.
"Usia-usia anak 2-3 tahun sudah bisa dikenalkan, tapi dengan cara yang konkret, dari cara yang sederhana. Misalnya lewat keluarga, dijelaskan bahwa ayah dan ibu memiliki perbedaan. Atau ketika anak sudah sekolah, orangtua perlu membekali kenapa temannya ada yang perempuan dan laki-laki." Terang Izzah saat ditemui pada waktu dan tempat yang sama.
Begitu pun perihal toleransi beragama, bahwa akan lebih mudah mengenalkan toleransi sejak usia kecil. Ia pun menuturkan, "misalnya ada tetangga yang berbeda agama, orangtua bisa memulai menjelaskan kepada anak mengenai budaya atau cara beribadah masing-masing tanpa harus menjelek-jelekkan agama orang lain."
Hal ini turut dilakukan Risky Ramandhani, S.Pd selaku guru agama Islam di salah satu SMA negeri di Kulon Progo. Ia paham betul kalau tugas tenaga pendidik sepertinya tidak bisa mengesampingkan pendidikan toleransi.
"Toleransi di sini berarti kita sebagai umat Islam menghormati, menghargai, serta dengan sadar paham akan perbedaan dan keyakinan yang ada. Makanya dalam pembelajaran hal yang pasti selalu saya terapkan kepada para murid adalah tidak membedakan teman baik yang Islam atau non-Islam." Katanya saat ditemui pada Jumat (1/08/2025).