media gathering 'Gerakan Guna Ulang Jakarta'. (23/2/23) (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)
Bicara soal perempuan dan kepemimpinan, Darina berpandangan bahwa perempuan harus bisa mengidentifikasi potensi dirinya. Bila ingin terus bergerak ke depan, refleksi diri menjadi hal yang esensial untuk menentukan langkah selanjutnya.
"Menurut aku, yang paling sulit itu berdamai dulu, sih. Yang tadi aku bilang, ya, berdamai kalau kapasitas kita beda sama orang. Berdamai kalau kita beda sama orang. Kapasitas, kemampuan, background, terus juga opportunity kita beda sama yang lain. Jadi, memang harus accepting itu terjadi," ujarnya.
Ditanya mengenai sosok perempuan hebat di mata Darina, ia menjelaskan bahwa perempuan hebat adalah mereka yang berani mencoba. Sebab, berani mengambil risiko akan sesuatu yang tidak pasti merupakan keberanian yang tak dimiliki setiap orang.
"Kayak mencoba itu kan, berarti dia sudah tahu ada 90 persen dia akan gagal, tapi tetap dilakukan. So, I love it and it is very powerful to see women that try, that want to do it, dan ketika gagal accept lagi ‘Oh, ya udah saya gagal,’. Have grieving dulu, terus habis itu dia kayak ‘Saya mau coba lagi'," tambahnya.
Pada perbincangan siang itu, Darina turut menyampaikan pesan untuk perempuan Indonesia. Ia menekankan pentingnya empati sebagai sebuah ketrampilan dan keuntungan yang dimiliki perempuan.
Terakhir, Darina sampaikan pesan untuk sesama perempuan Indonesia, "Jadi, empati yang jadi nilai tambahnya dari wanita itu, justru very powerful skill karena dengan empati itu kita bisa paham diri sendiri, tapi juga bisa paham orang lain. Ketika pemahaman (terbentuk), connection itu bisa ke-build. Itu bisa jadi sesuatu yang very powerful to have karena with empathy, you can have better communication and you can connect, you can listen better, and you can work better. Tapi dengan empati juga, you can make better negotiate in a way that working with complicated problems."
Itulah kisah Darina Maulana, peneliti yang kini menekuni isu lingkungan. Dari pemaparannya di atas, kamu sudah siap belum hidup ramah lingkungan?