IWF 2020: Dear Community Writer, 6 Hal Ini Bikin Editor Sedih Lho

Tidak terasa hari ini International Writers Festival 2020 sudah memasuki hari ke-5 yang artinya tinggal 1 hari lagi untuk menikmati acara seru ini. Selama 5 hari berbagai topik seru sudah dibahas mulai dari film, menulis best seller, bedah buku, biografi, inspirasi semuanya sudah banyak dibahas dan mengundang para pembicara yang sangat keren.
IWF 2020 ini juga memanjakan para community writers alias para penulis lepas IDN Times dengan mempertemukan para penulis dengan editor yang sering menerbitkan artikel-artikel mereka. Kesempatan kali ini tentu tidak boleh ditinggalkan apalagi bagi penulis yang masih sering merasakan artikel pending di akunnya.
Para editor ini dengan baik hati membagikan apa saja kegiatan mereka, tips-tips supaya dilirik oleh editor artikelnya bahkan, sampai menjawab langsung pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sudah dipendam oleh para penulis.
Ternyata ada 6 hal nih yang membuat editor sangat sedih ketika menyunting tulisan para community writers lho! Simak list-nya di bawah ini ya!
1. Tidak mengikuti PUEBI
PUEBI atau singkatan dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ini adalah standar yang paling penting untuk diperhatikan. Bukan hanya untuk menulis di IDN Times lho, tapi semua penulisan wajib sekali untuk mengikuti standar ini.
Paling sering para editor melihat kesalahan itu di judul. Padahal judul adalah kunci utama yang menarik para editor untuk melirik tulisan para community writers. Percuma jika judul yang dimiliki itu unik dan beda sekali tapi cara penulisannya masih salah.
Paling sering diakui editor yang bermasalah adalah penggunaan huruf kapital. Pada judul, seperti yang kita ketahui ada beberapa kata yang harus menggunakan huruf kecil. Belum lagi penggunaan huruf baku dan tidak baku juga sering jadi sasaran empuk yang memiliki penulisan yang salah. Oleh karena itu PUEBI harus diperhatikan supaya artikel yang ditulis bisa segera diterbitkan oleh para editor.