ilustrasi seseorang sedang frustrasi (freepik.com/stockking)
Selain dipengaruhi faktor psikologis, rasa deg-degan juga muncul akibat reaksi fisik tubuh terhadap stres. Mengutip VeryWellMind, saat menghadapi situasi yang dianggap menantang, tubuh melepaskan hormon stres seperti katekolamin, termasuk adrenalin. Hormon ini meningkatkan detak jantung, mempercepat pernapasan, dan mempersiapkan tubuh untuk merespon "fight or flight". Sensasi fisiologis tersebut seringkali nyata sebagai rasa gugup atau deg-degan.
Secara keseluruhan, rasa deg-degan ketika menerima tanggung jawab baru merupakan gabungan reaksi psikologis dan fisiologis yang wajar terjadi pada banyak orang. Faktor seperti imposter syndrome, rasa takut terhadap penilaian sosial, ketidakjelasan peran, beban kognitif, hingga respons tubuh terhadap stres semuanya bisa memengaruhi tingkat kecemasan seseorang. Mengenali penyebab-penyebab ini adalah langkah awal penting agar kita bisa mengelolanya secara efektif.
Walaupun hal ini normal, jika kecemasan atau deg-degan saat menerima tanggung jawab baru terasa berlebihan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya diterapkan strategi coping yang sehat atau mencari dukungan profesional. Beberapa cara yang efektif meliputi mendiskusikan tugas bersama atasan agar lebih jelas, membagi pekerjaan besar menjadi langkah-langkah kecil, atau latihan pernapasan untuk menenangkan tubuh saat stres muncul. Kebanyakan orang mampu mengelola rasa deg‑degan ini dan menyesuaikan diri dengan peran baru secara lebih percaya diri. Semoga informasi ini bermanfaat, dan selamat menjalani peran baru yang akan kamu emban!
Referensi:
PMC PubMed Central. Understanding Workers’ Well-Being and Cognitive Load in Human-Cobot Collaboration: Systematic Review. Diakses Desember 2025.
PsychologyToday. When a New Job Leads to Imposter Syndrome. Diakses Desember 2025.
Very Well Mind. Catecholamines in the Stress Response. Diakses Desember 2025.
WebMD. Imposter Syndrome: How to Overcome It. Diakses Desember 2025.
Wiley Online Library. Don't believe everything you think: Applying a cognitive processing therapy intervention to disrupting imposter phenomenon. Diakses Desember 2025.