Eklin Amtor de Fretes, peraih Satu Indonesia Awards 2020. (Instagram.com/kak_eklin)
Berbekal persiapan matang, rupanya belum cukup untuk memuluskan upaya Eklin menyebarkan perdamaian lewat dongeng. Pada percobaan pertamanya mendongeng di awal tahun 2018, Eklin yang dikenal sebagai pendeta dianggap ingin melakukan kristenisasi lewat dongengnya. Dia pun diusir dari daerah tersebut.
Pantang menyerah, Eklin mencoba berkunjung ke daerah lain di hari berikutnya. Niat dalam hatinya begitu teguh, Eklin terus berusaha meski harus merogoh koceknya sendiri tiap kali melancarkan aksinya. Bahkan, Eklin memberanikan diri mengunjungi beberapa daerah konflik seperti Saleman dan Horale di Pulau Seram, lalu mendongeng untuk anak-anak di sana.
Tiap kali mendongeng, Eklin mengunggah dokumentasi kegiatannya di Facebook. Perlahan, banyak orang yang melihat kegigihannya, termasuk ketika Eklin mendongeng di sebuah rumah sakit untuk menghibur pasien usia anak-anak, turun ke daerah konflik, hingga masuk ke Pulau Damer yang merupakan salah satu daerah tertinggal di Maluku.
Berawal dari penolakan, dongeng Kak Eklin jadi satu hal yang dinantikan banyak anak di berbagai tempat. Eklin tidak perlu lagi mengumpulkan anak-anak sebelum mendongeng. Dia hanya perlu datang sesuai undangan, karena anak-anak sudah berkumpul dengan antusias, tak sabar menanti dongeng menarik darinya.
Bersama Dodi, Eklin berhasil mendidik anak-anak tentang nilai perdamaian. Dia bisa membawa anak-anak dari kampung Muslim berbaur dengan anak dari kampung Kristen. Mereka yang selama bertahun-tahun terpisah sekat semu, bisa kembali berpelukan dan tertawa bersama lewat dongeng yang Eklin tuturkan.