Enta Fadila Tapisa, awardee LPDP. (dok.Enta Fadila Tapisa)
Berbagi pengalaman, mengedukasi, sekaligus mendorong lebih banyak orang untuk berani bermimpi, dilakukan Enta melalui platform pribadinya. Dalam akun Instagram, Enta banyak membagikan tips dan trik seputar beasiswa serta pengalaman kuliah di luar negeri.
Melalui konten yang ringan dan menyenangkan, Enta berharap lebih banyak orang yang termotivasi untuk meraih cita-cita. Sebab baginya, tak ada yang mustahil meskipun berasal dari daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) maupun penyandang disabilitas.
"Saya sebagai content creator, membuka bisnis baru di bidang edukasi. Jadinya namanya Ourdee. Jadi saya menggabungkan pengalaman yang telah saya miliki beserta ilmu-ilmunya dari S2, terutama di Ourdee. Nah, dari Ourdee kemarin, saya kembangkan lagi bussiness plan, ide-ide bisnis saya sesuai dengan matrikulasi yang sudah saya dapatkan dari University of Glasgow," kata Enta memperkenalkan Ourdee.
Lebih lanjut, Enta menerangkan terkait Ourdee sebagai platform yang akan membantu melakukan pendampingan bagi calon pendaftar beasiswa. Melalui Ourdee, teman-teman akan dibimbing secara komprehensif untuk mendapatkan beasiswa.
"Untuk Ourdee kemarin, baru buka bimbingan untuk mendaftar beasiswa yang esai. Jadi kemarin sesuai dengan pembukaan LPDP batch 2, kemarin kita bimbing murid-murid yang ingin mendaftar LPDP dengan cara proofread essay, begitu pula dengan memberikan one on one consultation," jelas dia.
Enta berharap, kehadirannya bisa membantu orang-orang dari daerah 3T seperti dirinya, perempuan, dan kaum disabilitas yang berkeinginan untuk mendaftar beasiswa. Sosok muda ini menyadari orang-orang perlu mendapatkan lebih banyak dukungan dan dorongan dalam meraih impian.
"Ke depannya, akan ada beasiswa. Jadi, akan ada beasiswa khusus perempuan, kaum disabilitas, dan tentunya dari pemuda 3T karena saya juga merupakan perempuan dan berasal dari daerah 3T. Jadi, saya ingin banget bagaimana caranya saya memberikan wadah yang inklusif untuk teman-teman semua," ujar lulusan Universitas Brawijaya itu.