ilustrasi orang beribadah (pexels.com/Zeynep Sude Emek)
Kitab Durratun Nasihin karya Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khubawi menjabarkan terkait keutamaan sholat tarawih malam kesembilan. Keutamaan ini sudah populer di kalangan umat muslim. Dalam kitabnya, disebutkan bahwa mereka yang mengerjakan sholat tarawih di malam kesembilan bulan Ramadan memperoleh pahala seperti ibadahnya para nabi.
وَفِى اللَّيْلَةِ التَّاسِعَةِ فَكَأَنَّمَا عَبَدَ اللهَ تَعَالَى عِبَادَةَ النَّبِىِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ
Artinya, “Pada malam kesembilan, seakan-akan beribadah kepada Allah sebagaimana ibadahnya para nabi.”
Dalam agama Islam, nabi mengacu pada seseorang yang memperoleh wahyu dari Allah Swt dan menyampaikan pesan-pesan dari-Nya untuk umat manusia. Pengertian ini berbeda dengan rasul yang tidak hanya mendapatkan wahyu dari Allah Swt dan menyampaikan-Nya kepada umat manusia, tetapi juga memiliki kewajiban untuk memberikan hukum atau syariat-Nya.
Nabi membimbing umat melalui pemberian ajaran moral, etika, serta kehidupan yang benar. Sementara rasul memiliki tanggung jawab yang lebih kompleks dalam mengubah kondisi masyarakat yang menyimpang serta memberikan perubahan ke jalan yang benar. Nabi dan rasul merupakan utusan yang dipilih langsung oleh Allah Swt untuk menjadi khalifah di bumi, sehingga peran nabi dan rasul sangat penting bagi umat muslim sebagai panutan hidup mereka.