Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi perempuan (freepik.com/benzoix)

"Nilaiku cuma sedikit, kok, cuma dapat sembilan puluh." Pernah dengar teman berkata demikian di hadapanmu yang memperoleh nilai pelajaran lebih rendah? Bisa diindikasikan, itu adalah humblebrag.

Sikap humblebrag adalah ketika seseorang sebenarnya bermaksud menyombong dan memamerkan sesuatu, namun dibalut dengan kata-kata yang terkesan merendah atau mengeluh. Entah itu prestasi, pengalaman, kekayaan, atau apapun.

Menurut penelitian Harvard Business School, perbandingan antara humblebrag dengan pura-pura merendah lebih tinggi dibandingkan dengan pura-pura mengeluh. Fenomena ini dapat kamu temukan baik dalam percakapan langsung ataupun di sosial media. Sebagai bentuk perilaku negatif, sikap ini sebaiknya dihindari. Mengapa demikian? Yuk simak fakta humblebrag dalam ulasan berikut.

1. Sikap merendah atau keluhan yang diucapkan terdengar tidak tulus

Ilustrasi berbohong (pixabay.com/Roland Schwerdhöfer)

Manusia sejatinya dapat membedakan antara sikap yang tulus atau dibuat-buat. Orang lain dapat merasakan apakah pernyataan yang dikatakan mengandung unsur pamer atau pernyataan keluhan atau merendah dari hati. Atau, cukup dengan mencocokkannya dengan kenyataan umum, kamu pun bisa tahu maksudnya.

Alih-alih menjadi empati, humblebrag akan meninggalkan sensi kesal pada orang yang mendengarnya. Baik itu dibalut dengan keluhan atau pernyataan merendah. Dan lebih buruknya, akan membuat orang menjadi tidak percaya. Sebab kesannya orang merasa sedang ditipu.

2. Upaya untuk mendapatkan respek atau pujian

Editorial Team

Tonton lebih seru di