ilustrasi debat (pexels.com/Werner Pfennig)
Beberapa kritikus telah menyuarakan kekhawatiran mereka tentang validitas dari law of inversion. Salah satu kritikus menganggap bahwa law of inversion hanya menunjukkan hasil buruk sebagai akibat dari keputusan yang buruk, sementara hasil yang baik dianggap sebagai hasil yang tidak diharapkan.
Menurut jurnal yang diterbitkan dalam Journal of Happiness Studies konsep dari law of inversion terlihat tidak jelas dan tidak konsisten dengan pandangan positif dari manusia dan masyarakat. Selain itu, jurnal tersebut menyatakan bahwa konsep ini dapat menyebabkan persepsi yang salah tentang kausalitas. Artinya, orang mungkin berpikir bahwa hasil buruk selalu disebabkan oleh tindakan yang buruk, dan sebaliknya, hasil yang baik selalu disebabkan oleh tindakan yang baik.
Kritikus lain mengklaim bahwa law of inversion dapat menimbulkan perasaan takut dan ketakutan pada orang-orang, karena membuat mereka lebih cenderung memikirkan kemungkinan buruk yang terjadi daripada kemungkinan baik. Ini dapat mengakibatkan kecemasan dan ketegangan yang tidak perlu.
Meskipun law of inversion dapat memberikan beberapa wawasan tentang konsekuensi yang tidak diinginkan dari tindakan yang buruk, kritikus berpendapat bahwa konsep ini perlu ditinjau ulang dan dikaji secara lebih mendalam sebelum diterima sebagai hukum universal yang dapat diandalkan.
Dari kelima fakta tentang law of inversion yang telah dibahas, kita dapat menyimpulkan bahwa hukum ini memberikan perspektif yang berbeda dalam menghadapi tantangan dan masalah dalam hidup. Dalam hidup, tidak ada jaminan bahwa segala sesuatu akan berjalan mulus, namun dengan memahami law of inversion dan menerapkannya dengan bijak, kita dapat mengatasi tantangan dan memperoleh keberhasilan yang lebih besar.