Ilustrasi rumah impian Gen Z (123rf.com/badjul)
Bagi banyak Gen Z, rumah bukan lagi sekadar simbol kemapanan. Maknanya kini bergeser menjadi ruang personal yang fungsional dan nyaman, tempat mereka bisa beristirahat, bekerja, sekaligus mengekspresikan diri.
Survei Deloitte (2024) mencatat, 80 persen Gen Z rela membayar lebih untuk rumah dengan sertifikasi hijau ramah lingkungan, efisien energi, dan berkelanjutan.
Artinya, mereka tetap ingin punya rumah, tapi yang benar-benar sesuai gaya hidup dan value pribadi, bukan sekadar asal punya. Ini menimbulkan sebuah ungkapan bahwa rumah bukan jadi sekedar aset tapi sebuah identitas diri.
Itulah kenapa Gen Z menunda memiliki rumah. Bukan karena tidak ingin, tapi lebih mencari yang tepat sesuai kepribadiannya. Namun, ada juga yang memiliki alasan bahwa penundaan ini karena ingin lebih fleksibel atau kebebasan bergerak seperti tanggung jawab dan lokasi. Sementara di sisi finansial simak lengkapnya di bawah, ya!