Gak Selalu Salah, Tapi Ini 5 Mindset untuk Hindari Sifat Perfeksionis

Sifat perfeksionis seringkali membuat orang lain tidak nyaman. Hal ini diakibatkan standar kepuasan diri yang terlalu tinggi dan tidak mentolerir kesalahan. Bukan hanya keras pada dirinya sendiri, orang perfeksionis sering mempengaruhi lingkungan disekitarnya. Tidak jarang orang perfeksionis sering dijauhi karena tuntutan yang terlalu tinggi. Meski ada juga keuntungan menjadi seseorang yang perfeksionis, namun sifat perfeksionis harus diikuti dengan pikiran realistis. Karena sifat perfeksionis cenderung mendominasi dalam sebuah tujuan dan mengorbankan kenyamanan orang lain.
Bukan saja berpengaruh kepada orang lain, sifat perfeksionis sering mengakibatkan banyak tekanan kepada dirinya dan bisa memicu stres hingga depresi. Kekecewaan karena hasil tidak sesuai dengan ekspektasinya akan membuat sakit hati dan menyalahkan orang lain. Sebelum banyak hal buruk datang, sifat perfeksionis bisa diatasi dengan merubah mindset yang kaku menjadi lebih luwes dan toleran. Berikut 5 mindset yang perlu diingat ketika sifat perfeksionis menguasai.
1.Kenyataannya tidak akan ada yang sempurna
Sifat perfeksionis boleh saja namun harus realistis. Karena apa yang direncanakan belum tentu tercapai secara maksimal. Beberapa kondisi di lapangan bisa saja tidak terduga dan membuat gagal. Kenyataannya apa yang nanti terjadi tidak ada yang sempurna. Tujuannya agar kita bisa belajar dari kesalahan yang sudah dibuat dan sikap menerima. Tanpa sifat realistis, perfeksionis akan menggagalkan banyak rencana dan cenderung buta terhadap hasil. Bukankah proses yang harus diutamakan dahulu?