Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Indonesian Global Shapers Heroes (dok. Global Shapers)

Global Shapers merupakan wadah jejaring bagi anak muda untuk memberikan dampak positif di lingkungannya. Sebagai bagian dari Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF), Global Shapers Jakarta Hub turut membantu mengatasi permasalahan sosial dan lingkungan melalui beberapa proyek.

Global Shapers percaya bahwa inklusivitas penting untuk mewujudkan solusi dalam suatu komunitas. Semua orang bisa menjadi pahlawan yang berkontribusi merealisasikan perubahan baik sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Untuk itu, Global Shapers membagikan 5 cerita seru dan inspiratif Indonesian Global Shapers Heroes dari lintas profesi dan kalangan. Para penggerak perubahan positif ini terjun langsung dalam beragam bidang, seperti edukasi, kesehatan, lingkungan; hak & kesetaraan gender; dan disabilitas, melalui prestasi yang mereka torehkan. Simak kesembilan cerita seru para pahlawan Global Shapers berikut ini.

1. Ni Wayan Sariani

Ni Wayan Sariani (dok. Global Shapers)

Ni Wayan Sariani sudah memiliki hasrat menjadi guru sejak ia duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK). Perempuan yang akrab disapa Sani ini, memiliki pengalaman yang menyenangkan sehingga ia selalu bersemangat untuk bertemu guru saat memasuki TK B. Momen itulah yang menjadi titik awal keinginannya menjadi seorang pengajar hingga akhirnya memantapkan niat menjadi guru Bahasa Inggris.

Perempuan yang terpilih sebagai kandidat 15 besar Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional ini, percaya bahwa guru bukan sekadar profesi, melainkan panggilan jiwa. Sani mengatakan, “Tapi, jangan bilang bahwa ‘kita cuma guru’. Tonggak bangsa ini ya bergantung sama tenaga pendidik."

Kini, sudah delapan tahun Sani mengajar di One Earth School, Bali. Sebagai guru, tentu Sani harus beradaptasi dengan kebutuhan emosional dan sosial pada murid-muridnya di berbagai tahapan dari SD hingga SMA.

Berbekal pengalaman, Sani tergabung dalam Guru Penggerak angkatan pertama, sebuah program kepemimpinan yang menyaring guru-guru terbaik di Indonesia. Program ini akan memberikan pelatihan intensif untuk jadi pemimpin sekolah di masa depan. Dari program tersebut, Sani tergerak mengimplementasikan pembelajaran berpusat pada murid serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. 

“Menjadi guru bagi saya bukanlah sekedar transfer of knowledge, tetapi juga transfer of heart and feelings untuk para murid," ungkapnya.

Berprofesi sebagai guru menjadikannya pribadi yang lebih bijaksana. Ke depannya, Sani ingin terus memperdalam ilmunya dengan melanjutkan studi serta gak menutup kemungkinan untuk bergabung dengan komunitas edukasi.

“Saya ingin menginspirasi murid-murid saya bahwa guru mereka pun harus terus menjadi pembelajar sepanjang hayat," pesannya.

2. Juju Sukmana

Editorial Team

Tonton lebih seru di