Kita tentu sudah sangat awam bahwa Indonesia merupakan negeri maritim yang hasil lautnya menjadi primadona pasar dunia. Tercatat pada 2022, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merilis data pemasaran produk laut kita yang menunjukkan peningkatan nilai ekspor perikanan di angka 10,66 persen pada Januari—November 2022 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sementara itu, di Indonesia sendiri makanan laut juga jadi salah satu hidangan andalan di sektor wisata kuliner. Di kawasan wisata pantai, kita kerap menemui warung makan atau restoran yang menyajikan menu olahan laut segar mulai dari ikan, udang, cumi, hingga kepiting dengan harga yang tidak murah.
Sayangnya, ternyata kabar baik tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan nelayan di tanah air. Keresahan ini dirasakan oleh I Gede Yoga Merta Pratama. Tepatnya pada 2017, ketika ia melakukan studi lapangan saat kuliah S-1 di Fakultas Ilmu Kelautan, Universitas Udayana, Bali, ia melihat ada ketimpangan antara nelayan dan penikmat seafood. Dalam benaknya muncul pertanyaan engapa para nelayan masih hidup kurang sejahtera padahal mereka merupakan corong utama pemasok hasil laut, sementara olahannya dijual dalam harga yang tidak murah?
Keresahan itulah yang melatarbelakangi Yoga untuk menciptakan Fish Go, sebuah aplikasi pelacak ikan yang dapat membantu nelayan menangkap ikan dalam jumlah yang lebih besar. Berkat inovasinya ini, Yoga mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards pada 2020. Yuk, kita simak cerita inspiratifnya!