Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pelajaran hidup yang didapat dari novel Janji (dok.pribadi)

Tere Liye selalu bisa mengusik manusia yang terlena dengan pencapaian hidup duniawi. Manusia yang tenggelam dalam pusaran rutinitas tanpa tahu di mana dasar terdalamnya. Dalam novel "Janji", manusia diibaratkan sebagai pengembara di dunia. Menyusuri banyak tempat, menjelajahi setiap sudut, hanya untuk menemukan harta karun yang dinamai kebahagiaan. Namun, apa betul kebahagiaan harus dicari sejauh dan selama itu?

Saat pertama kali melihat sampul novel ini, siluet hitam yang menggambarkan kuburan itu otomatis memunculkan satu kata dalam benak ini. Kematian. Lantas, apa hubungannya dengan "Janji"?

Begini kira-kira. Sejauh apa pun pengembaraan manusia di dunia, seberapa kaya, miskin, luhur, atau laknat budi pekertinya, kematian adalah satu hal yang pasti akan kita hadapi di ujung jalan pengembaraan ini. Kematian seakan jadi janji tak terucap yang kita setujui dengan Sang Pencipta tepat saat kita dilahirkan.

1. Diawali dengan petualangan tiga sekawan mencari seseorang

Ilustrasi tiga sahabat (Unsplash/Toa Heftiba)

Novel Janji bercerita tentang petualangan tiga sekawan (Hasan, Baso, Kaharuddin) yang ditugaskan oleh kepala sekolah pesantren mereka untuk mencari tahu keberadaan seorang mantan murid 40 tahun lalu. Tugas itu sebenarnya sekaligus hukuman bagi tiga sekawan yang selalu membuat onar di sekolah. Mereka adalah komplotan paling bebal sampai membuat semua guru angkat tangan.

Namun, beda halnya dengan Buya, ulama sekaligus kepala sekolah mereka. Buya selalu punya cara berbeda untuk mendidik murid-muridnya. Untuk itulah, ia memberi misi mencari seseorang kepada tiga sekawan.

2. Orang yang dicari dulunya jauh lebih nakal daripada tiga sekawan

Editorial Team

Tonton lebih seru di