Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi panik di depan ponsel (freepik.com/8photo)
ilustrasi panik di depan ponsel (freepik.com/8photo)

Intinya sih...

  • Membagikan terlalu banyak informasi di media sosial dapat membuka celah kebocoran data pribadi, termasuk lokasi, ulang tahun, dan nama sekolah.

  • Menggunakan kata sandi yang lemah membuat akun rawan diambil alih, sebaiknya buat kata sandi panjang, unik, dan sulit ditebak.

  • Mengabaikan verifikasi dua langkah meningkatkan risiko kebocoran data pribadi, aktifkan fitur ini untuk perlindungan ekstra.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era serba digital seperti sekarang, data pribadi sudah jadi hal yang sangat berharga. Sayangnya, banyak orang tidak sadar kalau kebiasaan kecil mereka bisa membuka celah kebocoran data. Kadang bukan karena diretas secara canggih, tapi karena kita sendiri terlalu santai menjaga informasi pribadi. Dari hal yang terlihat sepele, data bisa tersebar tanpa kita sadari.

Kalau sudah bocor, dampaknya bisa panjang dan sulit diperbaiki. Identitas bisa dipakai orang lain untuk hal yang merugikan, bahkan bisa sampai kehilangan akun penting. Karena itu, menjaga data pribadi bukan hanya urusan orang yang “tech savvy”, tapi urusan semua orang. Mari kita bahas hal-hal kecil yang sering disepelekan, padahal berisiko besar.

1. Membagikan terlalu banyak informasi di media sosial

ilustrasi membuat vlog (freepik.com/freepik)

Sering kali, tanpa sadar kamu mengunggah hal-hal pribadi seperti lokasi, ulang tahun, atau nama sekolah. Informasi ini mungkin terlihat biasa saja, tapi bisa dimanfaatkan orang untuk mencuri identitasmu. Bahkan foto sederhana pun bisa memberi petunjuk tentang alamat rumah atau kebiasaanmu. Semua itu bisa jadi celah yang membahayakan.

Lebih baik batasi apa yang kamu bagikan ke publik. Pilih informasi yang aman untuk dibagikan, tanpa mengorbankan privasi. Ingat, tidak semua hal harus di-posting hanya demi terlihat eksis. Kadang menjaga sebagian hal tetap pribadi adalah bentuk perlindungan terbaik.

2. Menggunakan kata sandi yang lemah

ilustrasi menolak dengan membawa ponsel (freepik.com/stockking)

Banyak orang masih memakai kata sandi sederhana seperti tanggal lahir atau “123456”. Padahal, kata sandi yang lemah sangat mudah ditebak oleh peretas. Bahkan, dengan teknologi sekarang, kata sandi seperti itu bisa dibobol hanya dalam hitungan detik. Akhirnya, akunmu jadi rawan diambil alih.

Solusinya sederhana: buat kata sandi yang panjang, unik, dan sulit ditebak. Gunakan kombinasi huruf, angka, dan simbol untuk memperkuatnya. Kalau sulit mengingat semuanya, manfaatkan password manager yang aman. Dengan begitu, kamu bisa menjaga akunmu tetap terlindungi tanpa harus menghafal banyak hal.

3. Mengabaikan verifikasi dua langkah

ilustrasi memegang ponsel (freepik.com/freepik)

Banyak layanan online sudah menyediakan fitur verifikasi dua langkah, tapi sayangnya masih sering diabaikan. Padahal, fitur ini bisa jadi benteng tambahan yang sangat berguna. Jadi meskipun kata sandimu berhasil dicuri, akunmu masih punya lapisan perlindungan ekstra. Tanpa itu, risiko kebocoran data jadi lebih besar.

Mengaktifkannya pun tidak sulit, biasanya hanya butuh nomor ponsel atau aplikasi autentikasi. Proses login memang jadi sedikit lebih panjang, tapi jauh lebih aman. Bayangkan saja, lebih baik repot sebentar daripada harus kehilangan akun penting. Dengan fitur ini, data pribadimu akan lebih terlindungi dari tangan yang tidak bertanggung jawab.

4. Mengunduh aplikasi sembarangan

ilustrasi berfikir di depan ponsel (freepik.com/wayhomestudio)

Banyak orang mudah tergoda untuk mengunduh aplikasi karena terlihat menarik. Sayangnya, tidak semua aplikasi dibuat dengan niat baik. Ada aplikasi yang diam-diam mengumpulkan data pribadimu tanpa izin jelas. Dari situ, datamu bisa dijual atau disalahgunakan.

Sebelum mengunduh, pastikan aplikasi berasal dari sumber resmi. Baca ulasan pengguna lain dan periksa izin akses yang diminta. Kalau aplikasi sederhana minta akses berlebihan, itu tanda bahaya. Lebih baik berhati-hati daripada menyesal belakangan.

5. Sering memakai wifi publik tanpa proteksi

ilustrasi berpikir di depan ponsel (freepik.com/benzoix)

Wifi gratis memang menggoda, terutama saat kuota hampir habis. Tapi tahukah kamu kalau wifi publik bisa jadi pintu masuk pencurian data? Siapa pun bisa mengintip aktivitasmu jika jaringan tidak aman. Akibatnya, informasi penting bisa bocor begitu saja.

Kalau memang harus menggunakan wifi publik, sebaiknya aktifkan VPN untuk keamanan tambahan. Hindari juga membuka akun perbankan atau memasukkan data sensitif di jaringan terbuka. Lebih baik simpan aktivitas penting untuk jaringan pribadi. Dengan begitu, kamu bisa tetap aman meski memanfaatkan wifi gratisan.

6. Mengabaikan pembaruan perangkat lunak

ilustrasi panik di depan ponsel (freepik.com/wayhomestudio)

Banyak orang menunda update perangkat dengan alasan malas atau takut menghabiskan kuota. Padahal, pembaruan sering kali membawa perbaikan keamanan penting. Jika tidak diperbarui, perangkatmu tetap punya celah yang bisa dimanfaatkan peretas. Dari situ, data pribadimu bisa bocor.

Jangan sepelekan notifikasi update di ponsel atau komputer. Luangkan waktu sebentar untuk memperbarui sistem dan aplikasi. Dengan begitu, kamu sudah menutup pintu yang bisa dimanfaatkan pihak jahat. Pembaruan ini adalah salah satu cara termudah menjaga data tetap aman.

7. Mengklik tautan mencurigakan

ilustrasi menyentuh ponsel (freepik.com/jannoon028)

Tidak jarang, kamu menerima tautan lewat email, pesan, atau media sosial. Sekilas terlihat normal, padahal bisa jadi jebakan phishing. Begitu kamu klik, bisa saja data pribadimu langsung dicuri atau perangkat terkena malware. Banyak orang sudah jadi korban hanya karena rasa penasaran.

Kalau ragu, lebih baik jangan klik. Periksa alamat tautan dengan teliti sebelum membukanya. Biasanya, situs palsu punya tanda-tanda mencurigakan yang mudah dikenali. Ingat, sedikit kehati-hatian bisa menyelamatkan banyak data pribadimu.

8. Membiarkan perangkat tanpa pengaman

ilustrasi mengirim pesan dengan ponsel (freepik.com/benzoix)

Ponsel dan laptop sering menyimpan banyak data penting, mulai dari akun media sosial sampai perbankan. Namun, banyak orang masih membiarkannya tanpa kata sandi atau pengaman layar. Jika perangkat hilang, semua data di dalamnya bisa diakses siapa saja. Itu sama saja dengan memberikan kunci rumah kepada orang asing.

Gunakan pengaman dasar seperti PIN, pola, sidik jari, atau pengenalan wajah. Selain itu, aktifkan juga fitur pelacak jika perangkat mendukung. Dengan langkah sederhana ini, data pribadimu tidak mudah jatuh ke tangan yang salah. Lebih baik repot sebentar daripada kehilangan semuanya.

Kebocoran data pribadi sering kali terjadi bukan karena teknologi super canggih, tapi karena hal-hal sepele yang kita abaikan. Dari kata sandi lemah hingga wifi publik, semua itu bisa membuka jalan bagi pencurian data. Jika tidak hati-hati, dampaknya bisa sangat merugikan dalam jangka panjang. Menjaga data pribadi adalah investasi keamanan diri sendiri.

Mulai sekarang, lebih baik waspada pada kebiasaan digital sehari-hari. Biasakan berhati-hati saat berbagi informasi, unduh aplikasi, atau sekadar klik tautan. Dengan langkah sederhana, kamu sudah bisa mengurangi risiko besar. Ingat, di dunia online, menjaga privasi sama pentingnya dengan menjaga identitasmu di dunia nyata.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team