Ketika Orang Depresi, Sebenarnya Dia Butuh Psikolog atau Motivator?

Semua manusia tentu pernah memiliki berbagai macam permasalahan dalam hidupnya. Gak jarang dari permasalahan hidup tersebut bisa membawanya pada titik terendah dalam hidup ini. Perasaan galau, sedih, lelah, tak semangat, depresi, stres akan berkumpul jadi satu dalam badan. Dan ini tentu butuh upaya penyelesaian.
Jadi untuk bisa mendapat jiwa yang plong, jiwa yang tenang, mana yang utama lebih kita butuhkan? Apakah sebuah motivasi untuk membangkitkan semangat dalam diri atau sebuah terapi psikologis? Begini jawaban seorang motivator psikologis, Dedi Susanto.
1. Di saat jiwa seseorang sedang terbebani dengan berbagai permasalahan hidupnya, yang dibutuhkan pertama kali adalah terapi psikologis bukan motivasi
Ketika diri seseorang sedang mengalami berbagai permasalahan sampai menyimpan luka batin, yang dibutuhkan pertama adalah terapi psikologis bukan motivasi. Sebab jika jiwa seseorang banyak beban karena banyak sampah emosi yang dipendam hingga membuat dada terasa sesak yang harus dilakukan adalah membuang dulu segala sampah dalam jiwanya dengan cara diterapi psikologisnya. Karena kalau hatinya sudah plong, enteng dan lega baru bisa dipush dan diberi motivasi.
2. Jika luka batin seseorang sudah sembuh karena semua 'sampah' emosinya sudah dibuang tanpa perlu dimotivasi lagi, ia akan bangkit dengan sendirinya
Jika seseorang sudah lega hatinya, sembuh luka batinnya maka ia akan bangkit dengan sendirinya tanpa perlu dimotivasi lagi, ia akan kembali semangat, produktiv sehingga kretivitasnya bisa muncul kembali. Karena seseorang butuh dilegakan dan terapi dulu jiwanya, baru setelahnya tidak masalah jika diberi motivasi agar semangatnya bisa bangkit.
3. Perubahan sikap seseorang bisa jadi tanda bahwa dia merasa lelah secara fisik dan batin bukan karena faktor lain, sehingga dia perlu diterapi psikologisnya
Adakalanya kita bisa menyadari bahwa sikap seseorang berbeda dari biasanya. Contoh terdekat, seperti Ibu kita yang dulunya dikenal sosok penyabar dan baik hati namun lama kelamaan berubah jadi sering marah-marah sama orang-orang dirumah. Hal tersebut terjadi bukan karena sang Ibu telah berubah, bisa jadi beliau sedang menyimpan beban atau ada uneg-uneg yang belum disampaikan. Jika semua beban dan uneg-uneg itu dibuang dengan cara diterapi, dengan sendirinya sang Ibu bisa menjadi sabar lagi kok. Jadi jangan langsung menyimpulkan Ibumu berubah ya, guys.
4. Motivasi lebih tepat disalurkan jika seseorang sedang membutuhkan semangat bukan untuk menyembuhkan luka batin
Kalau seseorang sedang luka batin maka yang ia butuhkan terapi kalau seseorang sedang kehilangan semangat dalam arti bukan karena menyimpan luka batin maka ia perlu motivator. Siapa saja yang butuh diberi motivasi? salah satunya adalah anak-anak yang belum dewasa dan orang-orang yang kehilangan semangat bukan karena luka batin. Sebab mereka-mereka adalah orang yang tidak mengalami kekecewaan yang berarti karena tidak ada kemarahan dan kesedihan yang terpendam. Jadi mereka hanya butuh untuk diingatkan, di-push dengan diberi motivasi.
Nah, sekarang kamu jadi tahukan langkah mana yang pertama harus kamu lakukan?