ilustrasi pria dalam masalah (pexels.com/Pavel Polyakov)
Diberi jalan hidup yang relatif mulus dan tanpa kesulitan berarti merupakan anugerah yang wajib disyukuri. Akan tetapi, pahami pula sisi bahayanya. Bila kamu hanya berfokus pada pengalaman hidupmu yang minim kesulitan, bakal susah buat kamu berempati pada orang lain.
Pastinya kamu tak usah sengaja mempersulit kehidupanmu supaya lebih bisa berempati. Kamu hanya perlu lebih banyak mendengar, melihat, serta mengasah kepekaanmu akan penderitaan orang lain.
Jangan menghadapi orang lain dengan cermin yang berada di antara kalian. Kamu hanya akan melihat bayangan dirimu di cermin itu dan bukannya sosok orang lain. Ini perumpamaan agar kamu tak melulu menjadikan kehidupanmu yang berjalan mulus sebagai rujukan.
Walaupun kemampuanmu dalam berempati dapat naik dan turun, penting untuk memastikan responsmu atas berbagai hal tak dirasa terlalu kejam bagi orang lain. Pikirkan dan rasakan dahulu apa yang hendak kamu katakan. Jangan berkomentar baru berpikir kemudian, ya.