Paragon Innovation Summit 2.0, Minggu(28/3/2021). IDN Times/Tyas Hanina
Hanifa membagikan salah satu hambatan terbesarnya dalam mendirikan FDN. Ketika itu, ia harus mencari investasi di tengah lingkungan yang didominasi oleh laki-laki. Tapi, ia gak ingin menjadikan pengalaman tersebut menghambat impiannya untuk membesarkan perusahaan.
"Aku gak pernah lihat itu sebagai batasan, sih dan itu malah keuntungan banget. Kalau aku datang ke conference, aku tuh stand out. Aku lebih gampang diinget oleh orang-orang di situ," tuturnya.
Sambil terkekeh, ia juga berkata, "Bahkan dulu di FD, kita pengen punya tim yang semuanya perempuan. Tetapi, karena kita kan mau carinya yang paling talented, jadi gak bisa cuma liat dari gendernya aja."
Membangun lingkungan pekerjaan yang ramah akan perempuan, sangat penting untuk dilakukan menurut Sarah. Ia menyebut, "Wanita mendukung wanita itu penting, apalagi kita bicara realita."
Salah satu kasus yang ia contohkan adalah ketika seorang ibu pekerja harus meeting penting, tetapi juga harus mengurus anaknya yang sedang sakit secara bersamaan. Dari situlah, empati para koleganya diperlukan. Pekerjaan ibu pekerja tersebut bisa di-take over oleh kolega perempuan lainnya untuk membantunya.
"Gimana kita bisa saling memahami kondisi satu sama lain, sehingga kita merasa nyaman berada di ekosistem itu, sehingga ide-ide inovasi itu akan jauh terbuka lebih luas dan lebar karena gak ada limitasi," tutur Sarah di penghujung acara.
Itu dia beberapa poin penting dari sesi "Making Changes Through The Hearts, Hands, And Minds Of Women" di Paragon Innovation Summit 2.0. Semoga artikel ini bisa memperkaya wawasanmu, ya!