Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Yan Krukov)

Di tengah berbagai kebutuhan serta ujian hidup, menghindarkan diri dari utang memang terkadang sukar. Namun bila kamu harus berutang, wajib untukmu menjaga ucapan dan perilaku.

Alasannya, pertama adalah untuk menjaga perasaan pemberi pinjaman. Kedua, agar utangmu sendiri bisa lekas terbayarkan. Jangan malah bersikap seperti di bawah ini, ya!

1. Sesumbar akan segera melunasinya

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sesumbar tentang rencana pelunasan utang bukanlah jawaban yang paling tepat atas pinjaman yang telah didapatkan. Jawaban yang seharusnya sesimpel kamu langsung melunasinya begitu memungkinkan.

Sebab kesukaan sesumbar akan cepat membayarnya justru kerap kali berujung pada sikap menunda-nunda. Kamu hanya ingin pemberi utang dan orang-orang percaya bahwa kamu tak bakal mengingkari janji.

Akan tetapi, itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan apakah utang itu akhirnya berhasil kamu lunasi atau tidak. Lagi pula, apabila kamu tak kunjung mampu membayarnya, pemberi pinjaman akan kecewa. Kamu pun dicibir orang-orang yang pernah mendengar omong besarmu itu.

2. Mengajukan utang atau cicilan baru

ilustrasi mengajukan pinjaman (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sekali kamu mengajukan utang dan disetujui dengan mudah, ada kecenderungan kamu akan menjadikannya sebagai solusi pertama ketika ada kebutuhan lain. Inilah yang membuatmu rentan terjebak tumpukan utang atau cicilan.

Kamu kudu mampu menahan dorongan untuk kembali berutang atau menambah cicilan. Selesaikan dahulu pinjaman atau cicilanmu yang pertama biar beban keuanganmu tak menumpuk.

3. Bergaya hidup mewah

ilustrasi gaya hidup mewah (pexels.com/Prime Cinematics)

Utang saja belum dibayar, kok kamu sudah bisa bergaya hidup mewah? Pemberi pinjaman tentu akan bertanya-tanya mengenai sumber uangmu. Kalau kamu memang punya uang, seharusnya yang diprioritaskan adalah pembayaran utangmu padanya.

Ketika dia melihatmu bergaya hidup mewah begitu, dia tentu menjadi kesal. Apakah kamu benar-benar melupakan utang itu? Pun jika kamu bergaya hidup mewah bermodalkan utang ke banyak orang, niscaya kamu kesulitan untuk mengembalikan seluruhnya.

4. Berpikir bahwa tidak apa-apa jika kamu tak pernah membayarnya

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pada siapa pun kamu berutang, milikilah niat yang baik dan tekad yang kuat dalam hati buat segera melunasinya. Percaya atau tidak, niat serta tekad inilah yang akan memampukanmu untuk membayarnya.

Selain gigih mencari penghasilan tambahan, berdoalah supaya kamu diberi rezeki yang cukup untuk melunasi utang tersebut serta mencegahmu berutang lagi. Kamu pasti bakal mampu membayarnya.

5. Mengutamakan berinvestasi ketimbang melunasi utang

ilustrasi menghitung hasil investasi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Melunasi utang adalah kewajiban. Tidak ada alasan untuk menjadikannya tugas nomor sekian dan mendahulukan hal-hal lain. Sementara itu, berinvestasi hanya dianjurkan jika kamu sudah ada uang dingin atau uang yang tidak digunakan untuk kebutuhan apa pun. 

Pun kamu perlu ingat bahwa berinvestasi tak selalu untung. Potensi kerugiannya tetap ada. Bahkan, makin tinggi hasil yang bisa diperoleh, makin tinggi pula risikonya.

Oleh sebab itu, berbahaya sekali apabila kamu mendahulukan berinvestasi daripada membayar utang. Jika investasimu gagal, kamu dapat terjerat utang dobel. Sedang pemberi pinjaman pertama sudah tak sabar lagi menunggu pelunasan.

Dalam kondisi terdesak, berutang bisa menjadi pilihan. Akan tetapi, milikilah komitmen yang kuat buat melunasinya dan sebisa mungkin mencegah diri dari utang lagi di kemudian hari.

Yuk, cek catatan utangmu. Lalu evaluasi ucapan serta perilakumu selama ini kalau-kalau kamu masih kerap melakukan kelima hal di atas yang seharusnya dihindari. Semoga kamu dapat segera menyelesaikan utang tersebut dan makin mapan secara finansial.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team