Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membuka pintu (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi membuka pintu (pexels.com/Mikhail Nilov)

Biasanya kamu dijemput sama siapa? Urusan antar jemput memang gak terbatas pada sepasang kekasih. Sesekali dirimu mungkin perlu dijemput teman karena sedang tidak ada kendaraan pribadi. Bisa juga dia menawarkan terlebih dahulu untuk kalian pergi bersama.

Bisa pula kamu memesan ojek atau taksi daring. Pergi bersama orang lain sebenarnya lebih hemat, menyenangkan, dan mengurangi kemacetan di jalan raya. Namun, dirimu sebagai orang yang dijemput juga harus tahu diri. Jangan bersikap semaunya sendiri dan hindari sembilan sikap berikut ini yang membuat penjemput repot dan kesal.

1. Ia datang tepat waktu, kamu malah belum siap

ilustrasi menjemput (pexels.com/Oleksandr Chepys)

Dia gak datang beberapa menit lebih cepat dari perjanjian kalian. Namun, tetap saja kamu belum siap buat berangkat. Mending jika dirimu tinggal memakai sepatu. Kalau kamu bahkan belum selesai mandi, tentu orang yang menjemput menjadi kesal.

Kelambananmu dapat berakibat kalian terlambat tiba di suatu tempat. Kalaupun kalian gak telat, tetap saja dia kesal. Tahu begini mending tadi dia tidur-tiduran dulu di rumah atau berangkat sendiri. Disiplinkan dirimu soal waktu, ya.

2. Minta dijemput tapi tahu-tahu pergi duluan

ilustrasi menjemput (pexels.com/Tnarg)

Kawanmu sampai bingung dengan aksimu yang main pergi saja. Ia pasti mengecek kembali chat kalian. Tidak ada pembatalan kesepakatan buat pergi bersama. Akan tetapi setibanya dia di sana, dirimu sudah gak ada. Orang di rumah mengatakan kamu telah berangkat baik sendirian maupun bersama orang lain.

Lain kali jangan begini, ya. Bila dirimu ingin membatalkan janji dengannya, hubungi paling lambat beberapa jam sebelumnya. Sehingga ia belum telanjur dalam perjalanan menuju rumahmu. Sekalipun dia tinggal meneruskan perjalanan, rasanya buang-buang waktu saja.

3. Pindah-pindah lokasi penjemputan

ilustrasi melihat peta (pexels.com/Pixabay)

Meski sekarang ada peta digital yang mudah diakses oleh siapa saja, bukan artinya kamu bebas berpindah-pindah lokasi. Walau dirimu selalu mengirimkan lokasi terkini, penjemput sudah malas duluan. Berapa pun jarak antara lokasi pertama dengan kedua dan seterusnya, ini menghabiskan kesabaran orang yang menjemput.

Bertahanlah di satu posisi saja sampai dia datang. Kamu tak tahu dari arah mana ia bakal muncul. Jika dia mesti terus mengikuti perpindahanmu, boleh jadi kudu putar balik berkali-kali. Itu pun titik putar baliknya cukup jauh. Pahami sisi kerepotannya dan jangan hanya mementingkan keperluanmu sendiri.

4. Menjemput buat satu acara, habis itu minta diantar ke mana-mana

ilustrasi dua orang (pexels.comKampus Production)

Jangan aji mumpung dengan meminta orang yang sudah berbaik hati menjemput buat mengantarmu ke berbagai tempat. Pergilah bersamanya sesuai kesepakatan kalian saja. Kalau kalian janjian cuma buat pergi bareng ke satu lokasi, artinya habis itu dia langsung mengantarmu pulang.

Apabila dirimu masih perlu mampir-mampir, pulangnya sendiri saja. Kecuali, ia tampak dengan senang hati hendak menemanimu. Kalau dia gak terlebih dulu menawarkan, kamu tak usah bertanya ia mau mengantar atau tidak. Orang yang gak enakan bakal terpaksa mengantarkanmu ke mana-mana sampai keperluannya sendiri terbengkalai.

5. Sembarangan bawa terlalu banyak barang atau hewan peliharaan

ilustrasi memasukkan barang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Bersikaplah sewajar mungkin ketika kamu dijemput oleh seseorang. Hindari ia hanya menjemputmu untuk makan bareng, tapi kamu tahu-tahu sudah menyiapkan banyak sekali barang untuk dibawa. Barang-barang itu gak ada hubungannya dengan acara makan nanti. Misalnya, sekalian dirimu hendak mengirim banyak paket.

Baik kamu dijemput dengan sepeda motor atau mobil, pahami kapasitas kendaraan. Jangan bikin pemiliknya malah repot membantu mengangkat dan menurunkannya. Dirimu juga gak boleh mendadak bawa binatang peliharaan.

Tak semua orang nyaman berdekatan dengan hewan. Meski binatang tidak buang kotoran sembarang, orang yang sensitif tetap dapat terganggu oleh bau khasnya bahkan memicu reaksi alergi.

6. Kamu mengajak orang yang gak dikenalnya buat menebeng sekalian

ilustrasi rombongan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ingat bahwa pemilik kendaraan bukan kamu. Gak usah sok baik hati dengan memberikan tumpangan pada siapa pun saat orang yang menjemputmu bukan sopir profesional. Tidak terkecuali tumpangan untuk anggota keluargamu sendiri. Apalagi orang-orang yang sama sekali tidak dikenal oleh pemilik kendaraan.

Walaupun kenalanmu hendak pergi ke tempat yang searah dengan tujuan kalian, tak usah mengajaknya. Orang yang menjemputmu dapat merasa diperlakukan seperti sopir buat banyak orang. Ia merasa terhina dengan sikapmu. Jika pun ada orang yang hendak ikut, kamu bisa menolaknya. Katakan saja bahwa dirimu tidak enak pada pemilik kendaraan.

7. Berkomentar buruk tentang kendaraannya

ilustrasi di dalam mobil (pexels.com/cottonbro studio)

Kamu juga dilarang keras membalas kebaikan orang dengan keburukan. Masih mending ada orang yang mau menjemputmu walaupun lebih simpel buatnya pergi sendiri. Seperti apa pun kendaraannya, jangan berkomentar macam-macam. 

Misalnya, bagian dalam mobilnya kotor, AC tidak menyala, dan sebagainya. Ini sudah risiko kalau dirimu gak pakai kendaraan pribadi. Bahkan bila kamu membayar untuk jasa taksi atau ojek, jangan sembarangan berkomentar negatif yang bisa membuat sopirnya sakit hati. Dirimu dapat memberikan kritik dan saran melalui aplikasi secara sopan.

8. Rumah masuk gang sempit dan gak mau menunggu di tepi jalan

ilustrasi menjemput (pexels.com/LinkedIn Sales Navigator)

Untukmu yang tinggal di gang sempit harus amat memperhatikan poin ini. Menghuni rumah di gang yang cuma bisa dilalui satu sepeda motor atau terlalu mepet buat mobil bukan hal yang salah. Namun, ketika kamu butuh jemputan berjalanlah sampai ke mulut gang atau tepi jalan besar.

Ini memudahkan orang yang menjemputmu. Masuk ke gang sempit butuh keahlian berkendara tingkat tinggi. Jika sampai kendaraannya tergores atau ia menabrak, siapa yang bertanggung jawab? Tanpa dia memintamu untuk menunggu di tepi jalan, seharusnya kamu terlebih dulu mengatakan akan menanti di situ.

9. Tak punya helm sendiri

ilustrasi memegang helm (pexels.com/Harper Dean)

Bila kamu dijemput dengan memakai mobil, tentu tinggal masuk saja. Namun, kalau dirimu dijemput dengan sepeda motor berarti perlu helm untuk melindungi kepala. Usahakan kamu memiliki helm sendiri biar penjemput tidak repot membawakannya. Khususnya saat dirimu dijemput di rumah atau kos-kosan.

Sekalipun ada kait di sepeda motornya, bawa lebih dari satu helm dapat menyusahkannya. Terutama kalau seseorang juga membawa barang bawaan lain, gak ada bagasi di bawah joknya, atau hujan. Tidak bergantian helm juga lebih higienis. Helm milik sendiri pun lebih pas ukurannya buatmu.

Adanya orang yang menjemput merupakan bantuan biar kamu lebih mudah dalam bepergian. Jangan sampai kamu malah menyusahkannya dengan bersikap seperti di atas. Kalau segalanya berjalan lancar, dia pasti tidak kapok buat menjemputmu lagi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team