Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berbicara dengan teman (unsplash.com/Eliott Reyna)

Intinya sih...

  • Pertemanan seharusnya saling menguatkan, tapi jika membawa dampak negatif, itu bisa jadi pertemanan toxic
  • Berani menghadapi dan menjelaskan perasaanmu kepada teman yang toxic adalah langkah awal untuk menyelesaikan konflik
  • Menetapkan batasan jelas dan fokus pada diri sendiri adalah cara tepat untuk menghindari pertemanan toxic

Pertemanan yang sehat sudah semestinya menjadi hubungan yang saling menguatkan, di mana kedua belah pihak dapat memberikan dampak positif satu sama lain. Mengalami masa-masa sulit, seperti pertengkaran atau konflik adalah hal yang wajar dalam hubungan apa pun. Namun jika kamu merasa bahwa pertemananmu lebih banyak membawa dampak negatif daripada positif, bisa jadi kamu sedang berada dalam pertemanan yang toxic.

Dikutip Time, seorang terapis dari Santa Monica, California, Brooke Sprowl, mengatakan bahwa teman yang beracun (toxic) gak hanya membuat temannya merasa kurang nyaman, tetapi juga kurang percaya diri. Orang yang memiliki teman-teman toxic mungkin akan mengalami keraguan, sehingga dapat memicu kecemasan, depresi, atau masalah harga diri.

Editorial Team

Tonton lebih seru di