Pertemanan yang sehat sudah semestinya menjadi hubungan yang saling menguatkan, di mana kedua belah pihak dapat memberikan dampak positif satu sama lain. Mengalami masa-masa sulit, seperti pertengkaran atau konflik adalah hal yang wajar dalam hubungan apa pun. Namun jika kamu merasa bahwa pertemananmu lebih banyak membawa dampak negatif daripada positif, bisa jadi kamu sedang berada dalam pertemanan yang toxic.
Dikutip Time, seorang terapis dari Santa Monica, California, Brooke Sprowl, mengatakan bahwa teman yang beracun (toxic) gak hanya membuat temannya merasa kurang nyaman, tetapi juga kurang percaya diri. Orang yang memiliki teman-teman toxic mungkin akan mengalami keraguan, sehingga dapat memicu kecemasan, depresi, atau masalah harga diri.
Meski sering kali menimbulkan kerugian, tapi mengakhiri pertemanan toxic gak semudah yang dibayangkan. Apalagi, jika kamu diharuskan untuk sering berinteraksi dengannya. Misal, bila ia adalah teman satu sekolah atau rekan kerja.
Nah, jangan khawatir, kamu masih bisa menghindari teman yang toxic tanpa harus memutus pertemanan. Di bawah ini IDN Times telah merangkum beberapa strategi yang dapat dilakukan. Yuk, baca satu per satu!