Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IdeaFest 2025 digelar pada 31 Oktober hingga 2 November 2025. Mengangkat tema (Cult)ivate the Culture. (dok.IdeaFest 2025)
IdeaFest 2025 digelar pada 31 Oktober hingga 2 November 2025. Mengangkat tema (Cult)ivate the Culture. (dok.IdeaFest 2025)

IdeaFest kembali menggelar festival kreatif yang menjadi ruang kolaboratif bagi pelaku industri kreatif. Annual event yang digelar selama 3 hari, mulai dari 31 Oktober hingga 2 November 2025 ini mengangkat tema "(Cult)ivate the Culture". Dalam penyelenggaraan ke-14, IdeaFest berupaya mengeksplorasi nilai-nilai budaya dan membangun gerakan kolektif di era modern.

IdeaFest dihadiri dimeriahkan dengan 120 sesi daengan 500 pembicara dari berbagai lini di bidang kreatif. Hal ini menjadi bagian dari wujud komitmen bagi IdeaFest untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia.

Setiap tahunnya, IdeaFest mengundang figured inspiratif bagi Indonesia maupun internasional dengan sejumlah sesi inspiratif dan interaktif. Tahun ini, IdeaFest dimeriahkan oleh sejumlah experts, seperti podcaster Ray Janson, Co founder What Is Up, Indonesia?, Abigail Limuria, founder Titimangsa and Initiator of Festival Teater Indonesia, Happy Salma, dan masih banyak lainnya.

1. IdeaFest 2025 menumbuhkan kekuatan industri kreatif di Indonesia melalui nilai-nilai kebudayaan

IdeaFest 2025 digelar pada 31 Oktober hingga 2 November 2025. Mengangkat tema (Cult)ivate the Culture. (dok.IdeaFest 2025)

IdeaFest 2025 menghadirkan tema “(Cult)ivate the Culture” sebagai wadah yang tak hanya menampilkan unsur kebudayaan, namun juga menggerakkan perspektif positif melalui pengalaman dan isu relevan pada masa kini. Budaya dimaknai sebagai sesuatu yang terus berkembang, dapat diinterpretasi ulang, dan disebar luaskan melalui berbagai media kreatif seperti film, musik, kuliner, olahraga, sastra, hingga teknologi.

Hal tersebut selaras dengan pandangan Co-Chair IdeaFest 2025, Ben Soebiakto. Menurutnya, IdeaFest 2025 menjadi upaya untuk membangun kesadaran bahwa budaya merupakan dasar dari ide-ide yang autentik. Dan, mendorong pelaku industri kreatif untuk mengembangkan ide yang relevan dengan perubahan zaman.

"Kami meyakini budaya adalah fondasi setiap ide yang otentik. Di era yang dinamis, sangat penting bagi kita untuk dapat meng-cultivate atau mempersiapkan generasi baru dengan cara memilih, memelihara, dan mengembangkan nilai, ide, serta norma yang akan melanjutkan masa depan ekosistem kreatif. Melalui IdeaFest 2025, kami ingin mendorong para pelaku industri untuk tidak hanya menjadi konsumen budaya, tetapi juga menjadi cultivator yang aktif menanam, merawat, dan mengembangkan nilai-nilai budaya agar tetap relevan seiring perubahan zaman, " ujar Ben.

2. IdeaFest 2025 dorong perubahan perspektif dan kolaborasi sebagai faktor penting di ekosistem kreatif

IdeaFest 2025 digelar pada 31 Oktober hingga 2 November 2025. Mengangkat tema (Cult)ivate the Culture. (dok.IdeaFest 2025)

IdeaFest memiliki tujuan untuk menjadi katalis bagi percepatan pertumbuhan ekosistem industri kreatif. Pasalnya, di tengah dinamika global, ekonomi kreatif tahun 2024 mengalami pertumbuhan mencapai 4,46 persen dibandingkan tahun sebelumnya menurut Kemenparekraf.

Artinya, terdapat potensi yang besar di sektor ekonomi kreatif Indonesia. Capaian ini tidak terlepas dari pesatnya digitalisasi serta perubahan perilaku konsumen yang menilai makna, otentisitas, serta keberlanjutan sebagai nilai yang dikedepankan dalam suatu produk maupun pengalaman kreatif.

Abigail Limuria, Co-Founder What Is Up Indonesia (WIUI) menyampaikan, “Kita sering sibuk ingin mengubah dunia, tapi lupa mengubah cara berpikir kita sendiri. Padahal berpikir juga merupakan produk suatu budaya yang membentuk kita. Jadi sebelum ikut arus, berhentilah sejenak, pikirkan dulu, kenali dulu, baru bertindak. Dari situlah proses mengultivasi budaya berpikir dimulai. Lewat Makanya, Mikir!, saya ingin mengingatkan bahwa refleksi adalah bentuk perlawanan paling sederhana terhadap kebisingan dunia yang serba cepat.”

Kolaborasi lintas industri menjadi faktor esensial dalam membangun ekosistem kreatif. Hal ini menjadi sorotan dalam diskusi utama di IdeaFest 2025. Meda Kawu, Co-Founder Nyanyi Bareng Jakarta turut menyampaikan bagaimana budaya dalam sejalan dengan tema utama yang diangkat dalam IdeaFest 2025.

"Bagi kami, ini adalah inti dari ‘kultivasi’. Momen kebersamaan saat bernyanyi itu sendiri menciptakan sebuah budaya baru: budaya komunal yang positif, terbuka, dan non-judgmental. Di Nyanyi Bareng Jakarta, kami tidak hanya ‘mengonsumsi’ budaya, kami melakukannya, merayakannya, dan menghidupkannya secara langsung," ujarnya sebagai salah satu kolaborator di IdeaFest X.

3. IdeaFest 2025 jadi wadah kolaborasi lintas sektor, harapannya dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat kreativitas di Asia Tenggara

IdeaFest 2025 digelar pada 31 Oktober hingga 2 November 2025. Mengangkat tema (Cult)ivate the Culture. (IDNTimes/Dina Salma)

IdeaFest 2025 kembali mengajak pemilik kekayaan intelektual dan komunitas dalam kolaborasi yang dituangkan dalam IdeaFeast X, wadah pemersatu budaya dan kreativitas. Menariknya, IdeaFest X tahun ini menghadirkan Nyanyi Bareng Jakarta, Minutes of Manager Jakarta Art House, dan berbagai karya atua original brand lainnya. Rangkaian acara ini juga mengundang IdeaFest Braintrust, sosok inspiratif yang memiliki peran dalam mengkresikan konten berkualitas seperti praktisi kreatif, akademisi, hingga pegiat komunitas.

Dalam gelarannya selama 3 hari, IdeaFest 2025 menampilkan program inklusif mulai dari IdeaTalks, IdeaFest X, IdeaFest Night, Experiential Expo, serta Creative & Food Market oleh Semasa. Program ini dirancang agar pelaku kreatif dapat membuka peluang baru dan berinovasi dari lintas sketor.

Ray Janson, seorang Chef, Entrepreneur, dan Podcaster, turut memberikan pandangannnya terhadap problematika digital masa kini, “Di industri kreatif saat ini, sangat mudah untuk terjebak mengejar viralitas. Padahal, tren akan selalu mati, tapi cerita dan komunitas yang dibangun di sekitar sebuah brand akan bertahan lama. Pesan saya untuk para kreator muda adalah temukan ‘Why’ atau alasan fundamental Anda berkarya, bukan hanya ‘What’ atau produknya. Itulah pondasi budaya yang akan membuat sebuah bisnis relevan untuk jangka panjang.”

Kolaborasi yang digelar dalam IdeaFest 2025 diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat kreativitas dan budaya Asia Tenggara. Dengan membangun kolaborasi dan berinovasi dari berbagai disiplin ilmu.

Editorial Team