Pada akhir abad ke-19, sebuah gerakan intelektual dan politik berkembang di Rusia. Gerakan ini berusaha mendefinisikan Rusia sebagai bagian dari budaya "Oriental" daripada budaya Barat. Gerakan ini memuncak dalam penerbitan risalah berjudul Turn to the East pada tahun 1921 oleh seorang kulit putih Rusia yang selamat dari Revolusi Rusia.
Ideologi itu menyebut Rusia-Eurasia sebagai sebuah peradaban yang dipengaruhi oleh bangsa Mongol dan nomad lainnya, sebuah "benua ketiga" yang berbeda dari Eropa dan Asia. Sebuah partai Eurasianisme bahkan dibentuk di Berlin pada tahun 1932 dengan tujuan mengganti Uni Soviet dengan Marxisme Baratnya yang korup dengan Uni Eurasia.
Gerakan itu menentang kaum Bolshevik, Nazi, dan demokrasi liberal Barat, tetapi akhirnya hancur berantakan. Namun pada tahun 1990-an, runtuhnya Uni Soviet turut menghancurkan komunisme sehingga memberi ruang ideologis bagi Eurasianisme untuk bangkit kembali.
Sebuah gerakan neo-Eurasian yang dikenal sebagai National Bolshevisme didirikan oleh Alexander Dugin, yang menganggapnya sebagai gerakan politik "jalan keempat" yang bertolak belakang dengan demokrasi liberal, komunisme, dan fasisme.
Digambarkan sebagai "sosialisme tanpa materialisme, ateisme, progresif, dan modernisme," gerakan ini menggabungkan unsur-unsur komunisme, fasisme, nasionalisme etnis-Rusia, dan Kekristenan Ortodoks. Gerakan ini dengan tegas anti-rasis, anti-kapitalis, dan anti-Marxis.
Sementara kebangkitan Eurasianisme sebagai gerakan pinggiran cukup mengkhawatirkan, Vladimir Putin justru menggunakan Eurasianisme sebagai ideologi penerus potensial untuk mematikan Marxisme-Leninisme. Beberapa orang bahkan melihat pencaplokan Krimea sebagai cerminan dari dorongan Eurasianis di balik kebijakan luar negeri Rusia
Putin juga membuat komentar yang telah meningkatkan kecurigaan ini. Dilansir dari laman The Globe and Mail, pada tahun 2013 Putin mengatakan kepada seorang wartawan bahwa, "Kalian mengatakan kalau Rusia terletak di 'antara' Barat dan Timur. Namun faktanya, Barat dan Timur lah yang ada di kiri dan kanan Rusia."