Mungkin bagi sebagian orang ghibah atau gosip sudah tidak asing lagi. Terkadang tanpa kita sadari arah pembicaraan yang dilakukan mengarah pada perbuatan ghibah. Memang benar, jika direnungkan bahwa salah satu penyumbang dosa terbesar adalah dari lisan kita masing-masing.
Dalam kitab Shahih Muslim hadis no. 2589 dijelaskan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat.
“Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. “Beliau berkata, “Ghibah ialah engkau menceritakan hal-hal tentang saudaramu yang tidak dia suka” Ada yang menyahut, “Bagaimana apabila yang saya bicarakan itu benar-benar ada padanya?” Beliau menjawab, “Bila demikian itu berarti kamu telah melakukan ghibah terhadapnya, sedangkan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya, berarti kamu telah berdusta atas dirinya”
Untuk itu, hati-hati lah dalam berbicara agar apa yang kita bicara tidak membuat kita mendapatkan dosa. Pada dasarnya yang bisa mengontrol apa yang kita bicarakan hanya lah diri kita sendiri.
Nah, itu 6 di antaranya etika dalam berbicara yang baik dan benar dilihat dari segi keislaman. Mulutmu adalah pedangmu, jadi gunakan lah untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat. Karena, sejatinya yang biasa mengendalikan lisanmu adalah dirimu sendiri.