Instalasi Seni Polyhedron "Hati Indonesia" dalam rangka menyambut kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024 (IDN Times/Adyaning Raras)
Instalasi seni ini juga melambangkan bagaimana setiap individu berkontribusi pada komunitas global yang lebih hidup dan bermakna. Untuk menghasilkan bentuk Hati Indonesia atau jantung, proyek ini melibatkan sekitar 1.500 peserta.
Anak-anak muda yang terlibat berasal dari program pendidikan di Jakarta, peserta lokakarya di Bali, Lombok, dan Labuan Bajo. Selain itu, ada juga campur tangan dari narapidana muda, perempuan, dan laki-laki dari tiga penjara. Semua ini menggambarkan bagaimana beragam latar belakang membentuk satu kesatuan.
"Pecahannya sekitar 185, bentuknya sendiri dinamis seperti keberagaman kita yang dinamis," ujar Marcellus Rafi.
Jika dilihat dari luar, instalasi seni Hati Indonesia tampak sangat colorful. Sementara bagian dalamnya didominasi oleh warna putih dan dipenuhi oleh kata-kata.
"Artinya ketika masuk lebih dalam, kita gak lagi ada di permukaan. Itulah cerminan bahwa kita adalah manusia yang terwakili dari kata hati, impian, harapan. Itu yang menjadikan kita sebagai manusia, entitas yang sama. Setiap hari kita diingatkan oleh persatuan (Indonesia) dengan hal-hal baik, mulai dari hati kita masing-masing," sambungnya.