Ita Muswita, Relawan Bidan MER-C di Jalur Gaza saat berbagi kisah dalam acara Real Talk with Uni Lubis by IDN Times pada Senin (15/7/2024). (IDN Times/Naufal Fathahillah)
Ita tak pernah absen membantu berbagai krisis kemanusiaan akibat bencana alam dan musibah yang terjadi di Indonesia. Atas nama persaudaraan, ia juga terbang ke berbagai negara seperti Filipina, Pakistan, Turki, Suriah, dan terbaru Palestina. Dalam perjalanan ke berbagai wilayah, Ita berusaha untuk menyebarkan kebermanfaatan dan berkontribusi bagi lebih banyak manusia.
Pengalaman paling mendebarkan selama jadi relawan dirasakan Ita saat bertugas ke Suriah. Perang yang terjadi di negara tersebut, meluluhlantakkan hampir sebagian besar wilayah tersebut, ditambah lagi terjadi bencana alam gempa bumi yang memperparah keadaan.
"Tingkat kebahayaan paling tinggi dalam pikiran saya, Suriah karena itu pengalaman saya masuk ke daerah yang habis perang, kena bencana juga. Yang kita pikirkan itu proses masuk ke suatu negara, bagaimana check point karena kita kan MER-C masuk ke suatu negara, harus legal," tutur Ita kepada Uni Lubis, Editor in Chief IDN Times dalam interview siang itu.
Perjalanan panjang dari Suriah ke Afghanistan ditempuh dengan berjalan kaki, melalui penjagaan ketat dengan check point yang kompleks di setiap negara. Tentu perjalanan tersebut sangat mengurasi emosi dan tenaga. Namun, keberangkatan itu berhasil menjadi pengalaman berkesan untuk Ita.
"Itu pengalaman yang gila, masuk ke daerah perang. Ketika saya masuk, melihat kondisi Suriah sudah habis perang, kena gempa pula, bisa dibayangkan itu seperti itu. Seiring kemudian masuk ke Afghanistan, dengan check point yang ribet, gak seberat ketika masuk Suriah. Jadi, saya jalani saja alurnya karena sudah mengalami yang Suriah. Ketika masuk yang terakhir ke Gaza, karena sudah ada pengalaman, saya relatif lebih tenang," kata Ita.