Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
YouTube.com/IDN Times

Selama ini distribusi karya sastra hanya terbatas pada medium visual, seperti cerita pendek yang dimuat di koran atau majalah. Tentu, kondisi tersebut kerap kali membuat difabel netra kesulitan mengakses karya sastra favoritnya.

Namun sejak Difalitera hadir, difabel netra kini tak perlu lagi khawatir. Indonesia Writers Festival yang diselenggarakan oleh IDN Times berkesempatan mengundang founder Difalitera Indah Darmastuti, Rabu (23/9/2020). Pada sesi “Inklusivitas dalam Sastra”, Indah menceritakan pengalamannya mengelola Difalitera, serta membocorkan proyek terbaru yang sedang dikerjakan. 

Yuk, simak penuturan Indah!

1. Mengaudiokan karya sastra

Difabel netra memiliki hambatan dalam penglihatannya, termasuk saat akan mengakses karya-karya sastra. Untuk mengatasi masalah tersebut Difalitera telah mengaudiokan ratusan karya sastra, seperti cerita anak, cerita pendek, dan puisi. Dengan begitu teman-teman difabel netra sekarang bisa, lho ‘membaca’ lewat telinga.

Menurut penuturan Indah, Difalitera dibantu oleh beberapa rekan yang sama-sama tergerak membantu proyek pendokumentasian ini. Tugas mereka di antaranya, sebagai narator, dan ilustrator musik.

2. Menyediakan music digital platform agar lebih mudah diakses

Editorial Team

Tonton lebih seru di