Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
jam analog (pexels.com/FernandoArcos)
jam analog (pexels.com/FernandoArcos)

Intinya sih...

  • Jam tangan analog menunjukkan waktu dengan sederhana, bebas dari notifikasi atau menu rumit.

  • Jam tangan digital menawarkan fitur praktis seperti stopwatch, alarm, dan lampu latar yang berguna.

  • Smartwatch adalah asisten pribadi di pergelangan tangan dengan fitur serba bisa seperti GPS dan pembayaran belanjaan.

  • Jam tangan analog menggunakan baterai quartz yang perlu diganti setiap beberapa tahun sekali atau bahkan tidak butuh baterai jika memilih jam mekanis (automatic).

  • Jam tangan digital terkenal dengan daya tahan baterainya yang sangat lama, umumnya bertahun-tahun bahkan ada yang mencapai satu dekade.

  • Smartwatch memiliki kelemahan pada daya tahan baterainya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di zaman serba digital di mana semua orang bisa melihat waktu dari layar ponsel, jam tangan ternyata masih punya tempatnya tersendiri, lho. Justru, perannya kini lebih dari sekadar penunjuk waktu doang. Jam tangan telah menjadi bagian dari gaya hidup, aksesori fashion, bahkan asisten pribadi di pergelangan tangan.

Nah, saat mau membeli jam tangan, kita dihadapkan pada tiga "pemain utama", yaitu si klasik analog, si praktis digital, dan si canggih smartwatch. Masing-masing punya kelebihan dan penggemarnya sendiri, yang sering kali bikin kita jadi bingung harus memilih yang mana. Biar nggak galau lagi, yuk kita bedah bareng-bareng mana yang paling pas untukmu. Simak sampai tuntas, yuk!

1. Fungsi dan fitur

smartwatch (pexels.com/Pixabay)

Jam tangan analog ini cukup sederhana banget. Fungsi utamanya adalah menunjukkan waktu seakurat mungkin. Meskipun beberapa model memiliki fitur tambahan seperti penunjuk tanggal atau chronograph, keindahannya justru terletak pada fungsinya yang esensial dan bebas dari distraksi notifikasi atau menu yang rumit.

Jam tangan digital selangkah lebih maju dengan menawarkan fitur-fitur praktis yang sangat berguna. Selain menunjukkan waktu dengan jelas, ia adalah "alat bantu" andalan yang dilengkapi dengan stopwatch, alarm, timer untuk berbagai keperluan, serta lampu latar (backlight) yang membuatnya bisa diandalkan bahkan di tengah kegelapan.

Di sisi lain, smartwatch adalah juaranya soal fitur. Ia adalah asisten pribadi di pergelangan tanganmu. Kamu bisa melihat notifikasi pesan, mengangkat telepon, memantau detak jantung dan kualitas tidur, memandu arah dengan GPS, mengontrol musik, hingga membayar belanjaan. Fungsinya yang serba bisa membuatnya lebih dari sekadar jam, melainkan sebuah gadget canggih.

2. Baterai dan perawatannya

ilustrasi jam digital (pexels.com/energepic)

Jam tangan analog adalah pilihan paling santai dan tidak merepotkan kamu. Jika menggunakan mesin quartz, baterainya baru perlu diganti setiap beberapa tahun sekali. Kalau kamu memilih jam mekanis (automatic), ia bahkan tidak butuh baterai sama sekali karena tenaganya terisi otomatis dari gerakan pergelangan tanganmu.

Jam tangan digital juga juaranya soal daya tahan baterai. Terkenal dengan "baterai badak"-nya, satu baterai pada jam digital bisa bertahan sangat lama, umumnya bertahun-tahun bahkan ada yang mencapai satu dekade. Ini membuatnya menjadi pilihan yang sangat praktis dan minim perawatan untuk jangka panjang.

Nah, inilah kelemahan terbesar smartwatch. Layaknya ponsel, baterainya paling boros dan menjadi "PR" tambahan setiap hari. Kamu wajib mengisi dayanya secara berkala, mulai dari setiap satu atau dua hari sekali untuk model yang fiturnya lengkap, hingga beberapa minggu untuk model yang lebih simpel. Kamu harus siap menambah satu lagi gadget yang butuh di-charge.

3. Ketahanan dan usia pakainya

jam analog (pexels.com/FernandoArcos)

Bicara soal investasi jangka panjang, jam tangan analog adalah pemenangnya. Jam yang dibuat dengan material berkualitas, terutama jam mekanis, dirancang untuk bertahan seumur hidup. Ia tidak akan ketinggalan zaman dan bahkan bisa diperbaiki serta diwariskan dari generasi ke generasi sebagai benda pusaka yang berharga.

Jam tangan digital mungkin gak akan seawet jam tangan analog, tapi ia adalah juaranya soal tahan banting. Banyak model, seperti G-Shock, yang sengaja diciptakan untuk tahan terhadap guncangan ekstrem, air, dan berbagai kondisi kasar lainnya. Usia pakainya sangat panjang karena mesinnya yang simpel dan bodinya yang super tangguh.

Inilah titik lemah terbesar smartwatch. Sebagai produk teknologi, usianya paling pendek dan ia akan cepat usang. Dalam beberapa tahun saja, teknologinya akan terasa lambat, baterainya akan menurun, dan ia tidak akan lagi mendapatkan pembaruan software. Smartwatch adalah gadget yang fantastis untuk saat ini, tapi bukan investasi untuk masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team