Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi perempuan sedang menulis (Pexels.com/Victoriaborodinova)

Pernahkah kamu melihat seorang wanita yang senang membaca novel romantis atau menonton film tentang drama percintaan? Yah, tentu saja pernah. Apalagi wanita pasti sangat menyukai film yang berhubungan dengan percintaan.

Tak hanya itu, kamu juga sering mendapati segerombolan wanita yang asyik bergosip tentang pria idaman atau gebetan mereka. Dari kegiatan yang dilakukan, kamu dapat melihat mereka pun merindukan kehadiran seorang pasangan. Hal ini adalah sesuatu yang wajar bagi seorang wanita jika menginginkan kehadiran seorang pasangan.

Namun, tidak sedikit wanita yang pada akhirnya merasa sangat takut dan gelisah jika menyandang status ‘single’. Ketakutan karena menyandang status single biasa disebut dengan istilah ‘anuptaphobia’.

Mau tahu apa saja tanda-tanda seseorang mengalami anuptaphobia? Yuk, kita simak lima tanda seseorang mengalami anuptaphobia.

1.Merasa bahwa hidup tidak akan bahagia jika belum mendapatkan pasangan hidup

Pexels.com/Freestocks.org

Kamu takut menyandang status single karena merasa bahwa hidupmu tidak akan bahagia jika belum mendapatkan pasangan. Kamu merasa bahwa kesendirian adalah hal yang menakutkan dan akan menjauhkanmu dari hal-hal yang membahagiakan. Kamu merasa hidupmu akan bahagia jika sudah mendapatkan pasangan yang sesuai dengan kriteriamu. 

2.Kamu merasa menjadi pribadi yang rapuh dan tidak berdaya jika belum mendapatkan pasangan

Pexels.com/Katjayne

Status single membuatmu menjadi pribadi yang rapuh dan seakan-akan tidak berdaya untuk menjalani hidup ini seorang diri. Bahkan, kamu sering mudah sedih dan timbul rasa mengasihani diri sendiri karena tak kunjung menemukan pasangan hidup yang tepat. Kamu bisa menangis tanpa alasan yang jelas jika mengingat bahwa dirimu masih single.

3.Kamu tetap bertahan dalam hubungan cinta yang tidak sehat karena takut menyandang status single

Pexels.com/Veraarsic

Salah satu tanda bahwa kamu takut menyandang status single adalah kamu tetap bertahan dalam hubungan yang tidak sehat hanya karena takut menjomblo.

Mungkin, kamu sudah memiliki pasangan. Namun, kamu tahu bahwa pasanganmu bukanlah orang yang tepat untuk dijadikan teman hidupmu kelak. Kamu ingin memutuskan hubungan dengannya namun kamu takut akan menyandang status single. Dengan begitu, kamu tetap bertahan dalam hubungan cinta yang tidak sehat dengan pasanganmu padahal kamu merasa sangat menderita dalam hubungan tersebut.

4.Kamu sibuk membayangkan kehidupan pernikahan yang sempurna dengan pasanganmu kelak

Pexels.com/Rawpixel.com

Setiap orang tentu berharap akan mendapatkan cinta sejatinya, seseorang yang mencintainya dengan sepenuh hati dan menerima dirinya apa adanya.

Orang yang takut menyandang status single cenderung menghabiskan waktunya untuk membayangkan kehidupan pernikahannya yang sempurna dengan pasangannya kelak. Mereka suka membaca novel romantis atau menonton film-film yang menampilkan drama percintaan. Mereka berimajinasi akan menikah dengan pria idamannya dan hidup bahagia selama-lamanya seperti kisah cinta di film yang menampilkan drama percintaan. 

5.Kamu merasa bahwa masa lajang hanya memberikan rasa hampa dan tak berarti tanpa kehadiran pasangan

Ilustrasi perempuan sedang menulis (Pexels.com/Victoriaborodinova)

Tanpa kehadiran pasangan, kamu merasa hidupmu sangat hampa. Tidak ada seseorang yang mengisi kekosongan hatimu. Kamu menghabiskan hari-harimu dengan monoton. Kamu ingin ada seseorang yang bisa menemanimu menjalani hari-harimu. Kamu merindukan seseorang yang bisa diajak ngobrol dan bercanda agar dirimu bersemangat. Kamu juga ingin mendapatkan perhatian dari pasangan. Jika tak ada pasangan, kamu merasa hidupmu hampa dan tak berarti.

Itulah lima tanda seseorang mengalami anuptaphobia.

Well, janganlah takut untuk menyandang status single. Ingatlah bahwa memiliki pasangan hidup sekalipun tidak akan menjamin hidupmu akan bahagia. Janganlah biarkan dirimu dikuasai oleh ketakutan yang akan menghancurkanmu. Meski single, kamu pun berhak untuk hidup bahagia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorNie Nie