Terkadang dengan bertambahnya angka usia, seseorang akan berpikir dirinya sudah dewasa. Apalagi jika usianya telah memasuki pertengahan kepala dua. Memang benar, di usia tersebut orang akan dikategorikan dewasa, namun masih sebatas umur saja. Jika memang ingin diakui memiliki kepribadian yang matang pula, kamu mesti membuktikan diri.
Kalau sampai sekarang saja kamu masih memelihara tujuh sikap berikut, tentu kamu belum bisa dibilang dewasa secara mental. Melainkan sekadar umurnya saja.
Orang yang dewasa secara pemikiran, tak akan menganggap dirinya lebih dari orang lain. Meskipun kenyataannya demikian, tapi sikap superior atau merasa lebih unggul gak akan tercermin dari dirinya.
Sebaliknya, dia akan tetap merasa dirinya banyak kekurangan dan harus belajar lebih lagi. Otomatis, orang yang benar-benar dewasa, biasanya juga mempunyai pengetahuan luas dan pintar. Praktis, jika kamu masih saja merasa diri paling baik di antara yang lain, tentu sikap dewasa belum tercermin darimu.
Apakah sampai sekarang kamu masih gemar curhat online di media sosial? Jika jawabannya iya, sudah bisa dipastikan kamu belum benar-benar dewasa. Karena orang dewasa gak akan suka mengumbar masalah pribadi ke ranah publik. Karena dia tahu betul, tindakan semacam itu gak akan menyelesaikan masalah, dan justru akan menambah masalah saja.
Daripada kamu sibuk bikin drama di Instagram, bukankah lebih baik untuk cari solusi? Supaya masalah yang tengah dihadapi bisa segera diselesaikan.
Kamu dikatakan matang secara pemikiran, jika saat ini sudah memiliki rencana untuk masa depan. Dengan mempunyai rencana tersebut, tentu hidupmu bakal lebih terarah. Kamu akan fokus untuk mencapai target hidup, dan dengan begitu hari-harimu akan terhindar dari drama yang gak perlu.
Orang di sekelilingmu juga bakal menilai, bahwa kamu punya potensi untuk bisa sukses di masa depan.
Meskipun saat ini kamu belum menikah, tapi jika ingin diakui sebagai pribadi yang dewasa, seharusnya kamu gak lagi bergantung pada orangtua. Tentunya di usia yang sudah matang, kamu telah memiliki pekerjaan yang mapan. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan pribadimu sendiri.
Selain itu, seharusnya kamu juga tak lagi mengandalkan orangtua untuk membantu menyelesaikan masalahmu. Mereka bisa jadi pendengar dan memberi saran atas persoalan yang tengah membelitmu, tapi untuk keputusannya tetap ada di tanganmu.
Bukan orang dewasa namanya kalau gak bisa menerima kritik dan saran dengan lapang dada. Jika memang kamu menilai dirimu telah dewasa, tentu kamu akan sadar jika masih banyak kekurangan yang dimiliki. Memang kamu gak bisa langsung tahu kekurangaa apa saja yang ada padamu, maka penilaian orang lain juga perlu dipertimbangkan.
Makanya, orang dewasa gak akan jengkel dengan kritikan, justru dia akan menerima itu sebagai masukan yang menjadikannya pribadi yang lebih baik lagi.
Berhasil tidaknya seseorang dalam hidupnya tergantung dari seberapa besar usaha yang selama ini dilakukannya. Tentu saja, orang yang berpikir dewasa tahu akan hal itu. Sangat kekanak-kanakan sekali kalau kamu masih suka iri dengan kesuksesan orang lain, apalagi sampai beranggapan hidup ini gak adil.
Coba deh, sebelum berpikiran buruk terus, kaji ulang lagi apakah selama ini usahamu sudah maksimal atau belum. Jangan-jangan di saat orang lain banting tulang mewujudkan mimpinya, kamu masih enak-enakan bermimpi dan berangan-angan.
Orang dewasa akan berpikir dulu sebelum bicara, bukan bicara dulu baru berpikir. Dia akan menimbang apakah perkataannya itu penting untuk diucapkan atau tidak. Juga apakah kalimat yang akan disampaikan itu bisa menyinggung lawan bicaranya atau tidak.
Jika kamu masih suka ceplas-ceplos ketika berbicara, itu tandanya sikap dewasa belum ada dalam dirimu.
Memang kenyataannya, umur tak lagi bisa jadi patokan, kedewasaan seseorang secara mental. Banyak juga kok, orang-orang yang terbilang muda belia, tapi punya sikap yang dewasa.